Vaksin Bayi Palsu, Lemahnya Pengawasan Kemenkes?
- Syaefullah/ VIVA.co.id
Meski demikian, pihak BPOM dan Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek sama-sama sepakat menyarankan masyarakat yang tidak yakin dengan imunisasi sebelumnya agar melakukan imunisasi ulang.
"Untuk anak yang tadi kena vaksin palsu, saya minta untuk divaksin ulang.," kata Nila.
Ditambahkan Nila, dampak dan kerugian terbesar dari vaksin palsu itu adalah anak menjadi kebal terhadap fungsi vaksinasi. Aman lalu meminta untuk para ibu-ibu untuk melapor ke dokter anak setempat.
"Kalau ada data KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) tolong laporkan, kita akan melakukan catch up imunisasi (melengkapi atau mengejar imunisasi agar tercapai kadar perlindungan optimal)," kata Ketua Umum IDAI, Aman Pulungan.
"Semua dokter anak sudah tahu catch up imunisasi. Kejar Imunisasi bisa kapan saja dilakukan, kalau tidak imunisasi, kita harus kejar." ujar dia.
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan, Maura Linda Sitanggang menambahkan, rumah sakit yang menerima vaksin palsu itu akan ditelusuri. Dia juga meminta masyarakat yang mencurigai peredaran vaksin palsu bisa menghubungi dokter anak, minta penjelasan supaya bisa tenang.
Sementara Direktur Tipideksus Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya mengatakan, untuk mengungkap sindikat pembuatan vaksin palsu dan peredarannya, polisi telah menggeledah belasan lokasi penjualan vaksin palsu di wilayah Jabodetabek.
Agung mengatakan, diduga sindikat ini telah beroperasi sejak 2003 dan memiliki jaringan penjualan di sejumlah apotek dan toko obat di Jakarta dan sekitarnya.
Asli dan Palsu
Bukan hal yang mudah, untuk memastikan apakah seseorang telah mendapatkan vaksinasi palsu. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Vaksinolog Dirga kembali memberikan tipsnya.
Pertama, agar semua Puskesmas, Rumah Sakit, dan juga klinik mengevaluasi kembali bagaimana proses pengadaan vaksin selama ini. Regulasi yang mengatur rantai distribusi vaksin, khususnya untuk Rumah Sakit Pemerintah, Puskesmas, sudah jelas.
"Evaluasi apakah ada SOP yang dilanggar. Kedua cek kembali stok vaksin yang dimiliki saat ini," kata Dirga.
Ia juga mengatakan, terdapat perbedaan tampilan fisik antara vaksin asli dan vaksin palsu. Lihat kualitas cetakan kemasannya. Amati labelnya, perhatikan LOT numbernya. Kemudian cermati kondisi cairan vaksinnya. Bila ragu, tanyakan kepada yang lebih ahli.