Kemenkes Tegaskan Saat Ini Vaksin Dosis Ketiga Hanya untuk Nakes
- RSWN Semarang
VIVA – Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. menyatakan vaksin yang digunakan di tanah air terbukti efektif untuk mencegah gejala berat dan kematian akibat infeksi COVID-19.
Oleh karena itu, pihaknya dengan dibantu oleh semua pihak terus berupaya untuk meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19.
Menurutnya, ketersediaan vaksin terus didatangkan dan akan segera didistribusikan ke daerah-daerah untuk dapat segera digunakan. Dia meminta agar dipastikan penggunaan vaksin sesuai dengan kaidah penggunaan masing-masing jenis vaksin.
Dia mamaparkan, data menunjukkan, ada beberapa provinsi yang masih rendah cakupan untuk kelompok lansia yaitu Aceh, Sumatera Barat, Maluku Utara, Sulawesi Barat, dan Papua.
Dia menilai, strategi perlu disusun sesuai dengan kondisi masing-masing daerah dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat termasuk TNI dan Polri untuk menjangkau populasi rentan tersebut.
“Vaksin dosis ketiga saat ini hanya untuk tenaga kesehatan dan tenaga pendukungnya, karena mereka memiliki risiko yang jauh lebih tinggi terutama pada saat merawat pasien-pasien yang ada di puskesmas, rumah sakit maupun fasilitas pelayanan Kesehatan (fasyankes) lainnya,” tegas dr. Nadia.
dr. Nadia menjelaskan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan telah melaksanakan studi dengan melibatkan 71.455 tenaga kesehatan, yang dilakukan di DKI Jakarta pada periode Januari-Juni 2021.
Studi dilakukan untuk mengamati kasus konfirmasi positif COVID-19, perawatan, dan kematian karena COVID-19 pada tenaga kesehatan yang sudah mendapatkan vaksinasi sinovac 1 dosis, 2 dosis dan yang belum divaksinasi.
Hasil dari studi ini menyimpulkan, bahwa pada periode Januari-Maret 2021, vaksin sinovac cukup efektif dalam mencegah infeksi COVID-19.
Namun, pada periode April-Juni, vaksinasi lengkap kurang cukup melindungi tenaga kesehatan dari infeksi COVID-19. Meskipun demikian, vaksinasi lengkap masih efektif melindungi dari risiko perawatan dan kematian akibat COVID-19.
Sebanyak 5 persen dari tenaga kesehatan yang divaksinasi lengkap dilaporkan terkonfirmasi COVID-19 pada periode April-Juni 2021.
Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi COVID-19 pada periode januari-maret 2021 yang jumlahnya hanya 0.98 persen.
Sementara pada periode April-Juni proporsi tenaga kesehatan yang divaksinasi lengkap dan dirawat berkurang hingga 6 kali lipat lebih rendah yakni dari 18 persen menjadi 3,3 persen. Kemudian sepanjang Januari-Juni tercatat 20 tenaga kesehatan meninggal akibat COVID-19.