Hirilisasi Nikel di Indonesia, Kemenperin Buka Suara

juru bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif
Sumber :
  • Kemenprin

Kemudian, jika dilihat dari perolehan PNBP, sektor logam nikel juga mengalami kenaikan yang mengagumkan, terutama dari daerah-daerah penghasil nikel. Tahun 2022, PNBP dari daerah penghasil nikel mencapai Rp10,8 Triliun, meningkat dari tahun 2021 yang sebesar Rp3,42 triliun.

Ilustrasi smelter nikel.

Photo :
  • Istimewa

Total PNBP dari lima provinsi penghasil nikel mencapai Rp20,46 Triliun sepanjang 2021 hingga triwulan II – 2023, dengan provinsi Sulawesi Tenggara merupakan penyumbang terbesar PNBP (Rp8,73 Triliun), disusul provinsi Maluku Utara (Rp6,23 Triliun).

Hadirnya smelter dalam kerangka hilirisasi nikel ini juga memberikan dampak pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah sekitar smelter. Selain itu, aglomerasi ekonomi di wilayah tersebut juga ikut meningkat.  

“Hilirisasi jangan dilihat dari ownersip smelter, baik itu PMA atau PMDN, tetapi lebih ke arah pendekatan nilai tambah ekonomi, sehingga benefit yang dirasakan dengan berjalannya hilirisasi memberikan nilai nyata bagi pembangunan nasional,” pungkas Febri.