Siasat Tiongkok Perkuat Hubungan dengan Hongaria

Ilustrasi sensor internet di China.
Sumber :
  • Time Magazine

Kurangnya Transparansi dan Dugaan Korupsi

Proyek kereta api Budapest-Beograd bertujuan untuk mengurangi waktu perjalanan hampir separuh waktu delapan jam antara ibu kota Hongaria dan Serbia. Sayangnya, perbaikan jalur kereta api yang sudah ketinggalan zaman ini dibiayai oleh pinjaman senilai 1,855 miliar USD selama 20 tahun dari Bank Ekspor-Impor Tiongkok, menjadikannya investasi kereta api termahal dalam sejarah Hongaria.

Namun studi kelayakan dan kontrak proyek tersebut telah diklasifikasikan selama 10 tahun oleh Pemerintah Hongaria. Kurangnya transparansi berarti bahwa masyarakat tidak memiliki akses terhadap informasi mengenai potensi manfaat dan kerugian proyek, seperti dampaknya terhadap lapangan kerja, masyarakat lokal, dan lingkungan. Selain itu, mitra Hongaria dalam usaha patungan yang dikontrak untuk membangun jalur kereta api pada dasarnya dikendalikan oleh teman masa kecil Perdana Menteri Viktor Orbán, sehingga menimbulkan tuduhan kronisme.

Pengaruh Tiongkok di Hongaria tidak hanya terbatas pada proyek kereta api saja. Pada tahun 2020, rencana pembangunan kampus perdana Universitas Shanghai Fudan yang bergengsi di Budapest bocor. Rencana tersebut telah memicu kemarahan di kalangan penduduk Budapest karena biaya yang terkait dengan proyek dan rencana lokasi kampus, karena perumahan mahasiswa yang terjangkau dapat dibangun di sana. Beberapa pihak, terutama Walikota Budapest Gergely Karácsony, juga menekankan ketakutannya terhadap potensi upaya kegiatan mencari pengaruh di Eropa.

Dalam salah satu surat kepada Magyar Hang, pemimpin oposisi dan seorang konservatif yang pernah menjadi tokoh penting di partai Fidesz yang dipimpin oleh Perdana Menteri Viktor Orban, melalui kedutaan AS menunjukkan bahwa Beijing menggunakan institusi akademis untuk melemahkan kebebasan intelektual dan memperluas pengaruhnya. Bagi Beijing, Budapest adalah lingkungan yang aman secara politik dan tidak akan mendapat banyak pengawasan, mengingat sikap Budapest yang ramah terhadap Tiongkok di UE.

Budapest, Hungaria

Photo :
  • Unsplash

Dengan masuknya Magyar, yang secara resmi meluncurkan karir politiknya pada akhir Februari, yang benar-benar menantang Perdana Menteri Orban, ia mengajukan kandidatnya untuk pemilu Eropa pada tanggal 9 Juni. Menurut laporan di New York Times, Orban telah memenangkan empat kandidat pemilihan umum berturut-turut selama 14 tahun, mengubah Hongaria menjadi “demokrasi tidak liberal” yang seringkali lebih selaras dengan Tiongkok dan Rusia dibandingkan dengan sekutu nominalnya di NATO dan Uni Eropa. Kini, untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, negara ini dilanda perasaan bahwa perubahan, meski tidak dalam waktu dekat, mungkin terjadi.