Digitalisasi dan Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan
- vstory
VIVA – Selama ini, transformasi teknologi yang diusung pemerintah lewat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menuai banyak manfaat sekaligus pujian dari para pemangku kebijakan. Tak sedikit guru dan pendidik yang merasa terbantu dengan transformasi digital yang diterapkan dalam sistem pendidikan di Tanah Air. Karena itu, banyak hal yang perlu ditingkatkan agar transformasi teknologi bisa dirasakan lebih luas oleh warga pendidikan.
Pelaksanaan pembelajaran daring sejak masa pandemi Covid-19 memang sedikit banyak telah merambah berbagai lapisan pendidikan. Namun, tidak tertutup kemungkinan banyak yang masih belum maksimal dalam pelaksanaannya. Sejumlah satuan pendidikan masih belum bisa melaksanakan secara maksimal pembelajaran daring, di antaranya karena minimnya fasilitas atau sarana dan prasarana yang kurang memadai.
Memang, tak dapat dipungkiri bahwa penggunaan teknologi dalam sistem pendidikan kita telah banyak membuat guru, pendidik, siswa, dosen, mahasiswa di perguruan tinggi merasa terbantu. Hal ini diakui Mendikbudristek Nadiem Makarim, sebagaimana disampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) di Jakarta, Senin, 26 September 2022 lalu.
Menurut Nadiem, saat ini lebih dari 141 ribu sekolah telah terbantu dalam mengetahui kondisi literasi, numerasi, karakter siswa, serta kualitas pembelajaran mereka melalui Rapor Pendidikan. Dengan transformasi teknologi, para guru dan kepala sekolah jadi lebih memahami 280 indikator dari Asesmen Nasional dan membantu mereka untuk melakukan refleksi dan perbaikan dengan Rapor Pendidikan.
Tidak hanya itu, tranformasi teknologi telah membantu terfasilitasinya pengembangan diri lebih dari 724 ribu mahasiswa melalui program Kampus Merdeka, bergabungnya lebih dari 2.700 mitra industri ke dalam Kampus Merdeka, dan bergabungnya lebih dari 43 ribu praktisi ke dalam program Praktisi Mengajar.
Teknologi dan Keadilan Sosial di Bidang Pendidikan
Selama ini, penggunaan teknologi dan semua kecanggihan yang menyertainya terkesan hanya bisa dinikmati oleh satuan pendidikan yang ada di daerah-daerah yang mudah akses perkembangan teknologinya. Sementara, satuan pendidikan yang ada di daerah 3T, misalnya, tetap melaksanakan pembelajaran dengan fasilitas yang apa adanya alias belum tersentuh kemajuan teknologi. Jangankan untuk mengakses perangkat ajar lewat berbagai aplikasi canggih atau platform, seperti yang banyak digaungkan. Perangkat teknologi seperti laptop, gadget, bahkan jaringan internet pun masih belum bisa terakses.