Dilema Beras Bulog

Ilustrasi beras Bulog
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Karena itu cadangan beras pemerintah (CBP) yang telah dinyatakan disposal, maka tentu pemerintah harus ganti rugi dari adanya penurunan harga jual tersebut.

Modus Jahat Pedagang Sulap Beras Bulog Dijual Harga Premium, Omzet Miliaran

"Itu tergantung hasil lelangnya (nominal penggantian). Uangnya diterima Bulog, kita laporkan ke negara 20 ribu ton itu lakunya sekian, pengembaliannya dulu sekian, maka selisih harganya kita mintakan pengantiannya ke negara. Jadi enggak ada disposal itu dibuang," ungkapnya. 

Strategi bayar utang

Beras Premium Dioplos, Mentan: Ibarat Beli Emas 24 Karat, Cuma Terima 18 Karat

Guna menutupi beban utang yang diderita Bulog akibat tidak terserapnya cadangan beras pemerintah tersebut, tahun depan kapasitas penjualan beras secara komersial akan diperbesar. Diketahui, beban bunga utang ke perbankan yang harus dibayar Bulog hasil dari pembelian beras penugasan pemerintah adalah Rp28 triliun.

Buwas mengungkapkan, nantinya komposisi beras penugasan pemerintah dan beras yang dijual komersil dipatok 50-50 persen. Saat ini CBP yang disalurkan untuk program pemerintah adalah 80 persen.  

Dana Rp16,6 Triliun yang Digelontorkan Sri Mulyani untuk Bulog Sudah Cair, Siap Serap 3 Juta Ton Beras!

"Nanti ke depan kita harus paling tidak 50 persen untuk komersial. Sehingga kita bisa menutupi bunga utang dan kita bisa menyicil bayar utang," ujarnya. 

Dia mengungkapkan, Perum Bulog pun telah mempersiapkan mekanisme penjualan ke arah komersial. Salah satunya dengan membangun kerja sama dengan berbagai toko ritel, grab kios, termasuk e-Commerce pangananadotcom. 

Jika rencana ini berjalan, dia optimistis, Bulog tidak lagi akan terus mengalami kerugian seperti saat ini. Bahkan, justru menjadi BUMN yang untung, karena harga yang ditawarkan lebih murah.

"Beras kita paling murah dan produk kita menduduki peringkat pertama, jadi kita pasti bisa (untung)," ungkap dia.

Namun, Buwas berharap pemerintah segera menetapkan kebijakan supaya serapan CBP ke depannya tidak lagi bergantung kuota melainkan kemampuan anggaran pemerintah. Sehingga, Bulog bisa lebih fleksibel mengkomersialkan beras.

"Nah kita akan menggunakan beras itu dengan jualan komersial ke depan sehingga tidak lagi 50-50. Kalau sudah ada keputusan, mungkin hanya 20 persen CBP, selebihnya adalah komersial," tuturnya.

Dia mengungkapkan, saat ini gudang Bulog memiliki kemampuan menyerap tiga juta ton beras petani. Sedangkan, pemerintah hanya siap memberikan ganti rugi dari program penugasan sebanyak 250 ribu ton atau senilai Rp2,5 triliun. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya