Lebih dari 400 Ribu Kasus Kanker Baru di Indonesia, 70 Persen Terlambat Didiagnosis

Ilustrasi kanker payudara.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Menurut data Global Cancer Observatory, di Indonesia terdapat lebih dari 400.000 kasus kanker baru pada tahun 2022, dengan sekitar 70 persen dari kasus tersebut terlambat didiagnosis.

Kanker yang Diidap Makin Menyebar, Vidi Aldiano: Tidak Sesuai dengan Ekspektasi Aku

Padahal, penelitian medis menunjukkan bahwa deteksi dini kanker dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien hingga 98 persen.

Namun, meskipun angka tersebut sangat memprihatinkan, banyak perempuan masih ragu atau bahkan menghindari pemeriksaan kesehatan.

Vidi Aldiano Angkat Bicara Soal Gugatan Hak Cipta di Tengah Perjuangan Melawan Kanker

Berbagai alasan menjadi penghalang bagi perempuan untuk menjalani pemeriksaan kanker, seperti kurangnya kesadaran, stigma sosial, dan ketakutan terhadap prosedur medis.

Waspadai Lemak Trans, Ancaman Tersembunyi dalam Makanan Sehari-hari

Untuk menanggapi tantangan ini, Fujifilm Indonesia dan MedicElle Clinic meluncurkan program "CancerFree Towards a Healthy Family," yang bertujuan untuk memfasilitasi pemeriksaan mammografi 3D secara gratis bagi 100 perempuan.

Program ini berlangsung dari 1 hingga 15 November, dengan hasil pemeriksaan yang akan diumumkan pada 23 November, bersamaan dengan sesi edukasi kesehatan.

Menggunakan teknologi mammografi digital berbasis kecerdasan buatan (AI) dari Fujifilm, program ini tidak hanya menawarkan akurasi tinggi, tetapi juga pengalaman yang lebih nyaman, dengan paparan radiasi yang lebih rendah dan waktu pemeriksaan yang lebih cepat.

Kemajuan teknologi medis ini menjadikan proses deteksi kanker payudara lebih mudah diakses dan lebih tidak menakutkan bagi perempuan.

"Fujifilm Indonesia hadir bukan hanya dengan teknologi, tetapi juga sebagai mitra dalam meningkatkan kesadaran akan kanker payudara. Sangat menyedihkan bahwa 70% kasus masih terdeteksi terlambat. Kami ingin mengubah itu dengan membuat pemeriksaan lebih mudah diakses dan tidak lagi menakutkan bagi perempuan," kata Masato Yamamoto, Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesia.

Dengan inisiatif ini, diharapkan dapat mengurangi angka keterlambatan diagnosis dan meningkatkan kesadaran serta akses perempuan terhadap pemeriksaan kesehatan yang penting ini.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar

BPOM Cabut Izin 34 Kosmetik Berbahaya yang Picu Alergi hingga Kanker, Ini Daftarnya

Temuan itu merupakan hasil intensifikasi pengawasan rutin BPOM terhadap kosmetik yang beredar di pasaran selama periode April hingga Juni 2025.

img_title
VIVA.co.id
1 Agustus 2025