Semarak Pesta Rakyat Indonesia di Belanda
- VIVA.co.id / Renne Kawilarang
Namun, ada pula warga Belanda yang unjuk kebolehan menari kuda lumping. Dia adalah Anouk Wilke, yang pernah mempelajari seni budaya Indonesia di Yogyakarta pada 2009.
Dia dengan atraktif memperagakan tari kuda lumping dengan iringan lagu hip-hop Jawa, Globalisasi Jatilan. "Saya belajar tari di Institut Seni Indonesia. Tarian kuda lumping ini sengaja saya pilih karena gerakannya yang enerjik dan menghibur," kata perempuan penerima Darma Siswa itu.
Pesta ini mengundang kepuasan bagi para pengunjung. Tak hanya warga Indonesia, warga Belanda pun merasa puas atas ajang tahun ini.
“Pesta Rakyat ini merupakan obat kangen bagi saya dan teman-teman untuk kembali bisa menyaksikan pertunjukkan budaya Indonesia. Saya pun bisa membeli masakan Indonesia yang tidak bisa saya dapatkan di Belanda. Saya suka masakan Manado,” kata Mevr Joner Timmerman. Dia warga Belanda kelahiran Surabaya yang menetap di Negeri Kincir Angin itu sejak tahun 1956, atau saat masih berusia 11 tahun.
Bahkan ada pengunjung dari negara yang sangat jauh, Suriname. Dia adalah Paul Sidodikromo, yang tengah berkunjung ke Belanda untuk berlibur.
“Sengaja saya datang jauh-jauh dari rumah kerabat saya di Kota Breda ke Wassenaar untuk menyaksikan Pesta Rakyat ini. Ternyata melebihi dari yang saya perkirakan. Suasananya menyenangkan. Tariannya bagus-bagus dan masakan yang dijual sangat enak,” kata Paul.
Sementara itu, Wali Kota Wassenaar, Jan Hoekema, mengaku merasa terpukau atas penampilan para penghibur di atas panggung. “Saya turut bergembira bersama para penonton dan saya ucapkan Selamat Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-70,” kata Hoekema.
Pesta Rakyat ini juga menawarkan sejumlah hadiah yang menarik, mulai dari barang elektronik, komputer tablet, sepeda, hingga tiket pesawat. Menurut Azis, hadiah utama dari doorprize yang dijual 1 euro per tiket itu berupa dua tiket pulang-pergi rute Amsterdam-Jakarta dari maskapai Garuda Indonesia.
