Kisah Pelukis Kaleng Khong Guan yang Terlupakan
- VIVa.co.id
Di ruang tengah rumahnya yang dipenuhi lukisan bergambar kuda, Bernardus bercerita bahwa kala itu ia hanya diminta membuat ilustrasi dari sebuah foto dari secarik kertas yang sudah tidak begitu baik tampilannya.
"Sudah ada semacam contoh tapi tidak jelas. Ada koran tapi tidak jelas. Ada ibu dan anak dan komposisinya kurang bagus, hanya diubah-ubah," kata dia.
Saat ditanya apakah gambar pada kertas tersebut persis seperti yang digambarnya, ia mengatakan bahwa hasil karya buatannya jauh berbeda. Ia hanya diminta menggambarnya.
"Mintanya begitu, cuma bertiga. Mungkin kalau berempat jadi kecil," kata dia.
Di mana sosok sang ayah di gambar kaleng?
Semakin lama, cerita Bernardus semakin mengarah pada tanda tanya besar seluruh orang, terkait dengan absennya sosok sang ayah dalam gambar ilustrasi keluarga yang terkesan begitu harmonis di meja makan itu.
Tapi, lagi-lagi Bernardus menjawabnya dengan santai. "Mungkin kalau berempat jadi sempit, makanya bapaknya enggak ada."
"Saya enggak bisa jawab apa-apa, cuma di meme itu banyak yang bilang bapaknya yang lagi motret. Jadi itu bukan saya yang bilang, saya sih cuma ketawa-ketawa saja. Meme kan lucu-lucu," ujarnya menambahkan sambil diiringi tawa.
Ia pun tak mempermasalahkan dengan banyaknya meme yang menggunakan karyanya sebagai bahan lelucon. Ia sendiri beranda-andai, jika dirinya masih muda, mungkin dirinya sering membuat meme.
"Mungkin kalau saya masih muda gambar-gambar begitu lagi, karena kalau sekarang sudah tidak ada waktu,” katanya.
Bahkan, hingga saat ini, ia tidak mengerti mengapa karyanya yang satu itu bisa demikian ikonik dan menjadi populer. Menurutnya tidak ada yang fenomenal dari gambar tersebut, bahkan terbilang sangat biasa.
"Karena gambar kemasan ini ratusan, tapi yang masih bertahan ya ini, yang lain sudah diganti, mungkin produsennya menganggap produknya sudah laku, jadi tidak perlu diganti. Jadi sebetulnya tidak ada yang istimewa," dia menjelaskan.
Saat ditanya mengenai honornya pada saat itu, Bernardus berusaha keras mengingat berapa besaran bayaran yang diterimanya ketika dimintai menggambar ilustrasi tersebut.