Country Manager Indonesia 17 Media, Andryan Gouw

Jalan Baru untuk Jadi Selebriti

Country Manager 17 Media Indonesia, Andryan Gouw
Sumber :
  • Viva.co.id/Amal Nur Ngazis

Kalau kami ada semacam akademi, ada coach, talent manager yang memastikan si talent-tanlet ini, tak sekadar siaran sendiri secara bebas. Tetapi, ada aturan dan materi kepada mereka sebagai edukasi menjalankan live streaming, sehingga lebih berkualitas, tidak sembarangan. Misalnya, (siaran) sambil tiduran, sambil nyalon. Kan, jadi enggak menarik dari perspektif penonton, enggak ada interaksi.

Gak Mau Dibilang Ngemis Online, Reza Arap Buktikan Marapthon Bisa Bantu Banyak Orang

Streaming ini kan bedanya dengan radio, kan menawarkan komunikasi dua arah ya. Radio enggak bisa tegur sapa dengan penyiarnya. Streaming ini tujuannya, agar saling berkomunikasi dan feed back langsung ke penyiarnya.

Penyiar interaktif, kooperatif dan kalau diberi gift, ya mereka akan membalasnya sebagai ucapan terima kasih. 

WinLive Asia Siap Wujudkan Mimpi Kreator Tanah Air Dapat Cuan Puluhan Juta dari TikTok

Kita enggak sembarangan jadikan talent-talent sebagai host. Terdapat prosesnya yaitu di-training, dievaluasi secara rutin, bahkan antarcoach ada kompetisi, siapa timnya yang paling bagus. 

Peta industri live streaming broadcasting di Indonesia bagaimana?

Usai Video Syurnya Viral, Buru Guru Salsa Ungkap Kelebihan Suami dan Tanggapan Mertua

Tiga tahun lalu awal mula lahirnya industri baru, live streaming dengan datangnya CliponYu, tetapi entah kenapa nge-hits cuma enam bulan pertama. Setelah itu, enggak seheboh pertama kali. Ini sudah jalan sampai jadi basi, tak berhasil jadi mainstream, kesempatan (industri untuk tumbuh) itu hilang lagi. Ketika versi mobile-nya (CliponYu versi mobile) muncul, kemudian Nono Live dan lain-lain dan menjadi lebih hidup, Tapi memang, belum arahnya yang menjadi mainstream kayak YouTube. 

Beruntungnya, kali ini momentumnya lumayan tepat, berbarengan yang baru-baru ini, muncul Instagram Live, Facebook Live, YouTube Connect. Mereka menawarkan live streaming. Bedanya, mereka utamanya bukan live streaming, kalau yang mau (fokus live streaming) yang baru-baru ini.

So far yang saya lihat, mereka kurangnya dari segi penyajian konten. Dunia live steraming kebanyakan wanita, sebagai host. Ada beberapa cowok yang sukses, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Ceweknya 99 persen, cowoknya satu persen bisa dikatakan begitu. Makanya, ini yang menjadikan live streaming itu belum jadi mainstream. 

Kita harapkan, yang cewek terus berpartisipasi. Kalau industri akan sukses, harus melibatkan wanita, maksudnya sebagai penikmat atau penonton live streaming. Sampai sekarang, masih terbatas pada niche market. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya