Iran Siap Berdialog jika Amerika Serikat Cabut Sanksi

Presiden AS Donald Trump.
Sumber :
  • Twitter.com/@realDonaldTrump

VIVA – Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengaku siap mengadakan pembicaraan dengan Amerika Serikat, jika Washington mencabut sanksi dan kembali ke kesepakatan nuklir 2015. Tahun lalu, AS telah memilih keluar dari kesepakatan tersebut.

Skandal Gilaa, Rahasia 75 Tahun Senjata Nuklir Israel Bocor ke Tangan Intelijen Iran

"Kami selalu percaya pada pembicaraan. Jika mereka mencabut sanksi, mengakhiri tekanan ekonomi yang diberlakukan dan kembali ke kesepakatan, kami siap untuk mengadakan pembicaraan dengan Amerika hari ini, sekarang dan di mana saja," kata Rouhani dalam pidatonya, seperti dilansir Middle East Monitor, Senin 15 Juli 2019.

Dalam sebuah wawancara, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menolak gagasan Rouhani sebagai 'tawaran yang sama, yang ia tawarkan kepada John F. Kerry dan Barack Obama', merujuk pada mantan menlu dan presiden AS.

Strategi Baru Prancis Hadapi Ancaman, Sebar Senjata Nuklir ke Jerman

"Presiden Trump jelas akan membuat keputusan akhir. Tetapi ini adalah jalan yang telah dilalui oleh pemerintah sebelumnya dan itu mengarah pada pemerintahan, yang saya dan Presiden Trump yakini sebagai sebuah bencana," ujar Pompeo.

Konfrontasi antara Washington dan Teheran telah meningkat, terutama setelah rencana serangan udara AS di Iran bulan lalu pasca Teheran menjatuhkan drone milik AS. Trump membatalkan serangan udara balasan AS pada menit terakhir.

Rusia Gawat, Ukraina Mampu Bikin Senjata Nuklir dalam Hitungan Bulan

Meski menyerukan pembicaraan dengan pemimpin Iran, Trump pekan lalu mengatakan bahwa sanksi AS terhadap Iran segera meningkat secara bertahap.

Sanksi AS yang ada saat ini menargetkan aliran pendapatan luar negeri utama Iran, yakni dari ekspor minyak mentah. Mei lalu, Trump mengeluarkan peraturan yang berupaya semakin menekan ekspor minyak Iran.

Kesepakatan nuklir 2015 yang ditandatangani Iran dengan negara-negara kekuatan dunia bertujuan untuk memperpanjang jumlah waktu yang secara teoritis akan membawa Iran menghasilkan bahan fisil yang cukup untuk membuat sebuah bom atom. 

Negara-negara Barat memperkirakan, Iran mampu menciptakan bom tersebut pada 2025. Namun, negara di Timur Tengah itu menyangkal pernah mempertimbangkan untuk mengembangkan senjata atom.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memperingatkan AS bahwa negara tersebut akan bertanggung jawab atas kerugian apa pun yang mungkin dialami Iran jika mendukung serangan Israel yang telah diantisipasi.

Menlu Iran: Senjata Nuklir Tidak Manusiawi, Dilarang Agama!

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi menegaskan untuk mempertahankan diri, Iran tidak memerlukan persenjataan nuklir

img_title
VIVA.co.id
3 Juli 2025