Konglomerat Tembaga China He Jinbi Hilang Secara Misterius
He Jinbi diketahui mendirikan Maike Metals International Co dengan sekelompok teman-temannya pada 1993, dan memulai perdagangan produk mekanik dan listrik sebelum menggeser fokus ke tembaga.
Dengan jaringan teman dan kontak bisnis yang luas, He Jinbi membangun Maike Metals menjadi saluran penting antara pedagang internasional besar dan konsumen China untuk memenuhi kebutuhan bahan baku yang tak pernah terpuaskan selama siklus komoditas super 2000-an.
Koneksinya yang mendalam melalui ekonomi riil membantunya membuat taruhan yang berani dan sukses di pasar tembaga. Dia juga pelopor perdagangan tunai untuk tembaga China, meminjam dari volume besar logam yang dia kirim dan simpan di gudang.
Maike Metals dan He Jinbi telah menjadi fokus tindakan hukum oleh kreditur sejak perusahaan mengalami kesulitan tahun lalu selama lockdown COVID-19 di China, di mana mereka mulai mengalami kesulitan membayar pembelian.
“Bloomberg News menyebut pada September 2023 lalu, aktivitas perdagangannya Maike Metals International Co telah terhenti," ujar Andi Setya Negara.
Beberapa rekan-rekan He Jinbi, berupaya menghubunginya maupun keluarganya melalui panggilan telepon dan pesan teks, namun tidak pernah berhasil.
Sementara Maike Metals International Co menolak memberikan tanggapan ketika dikonformasi oleh Bloomberg News, hal serupa juga dilakukan oleh Departemen Keamanan Publik Provinsi Shaanxi, yang tidak merespons konfirmasi terkait menghilangnya He Jinbi.
Pada tahun 2010-an, Maike Metals International Co berekspansi ke sektor real estate China yang saat itu sedang booming, namun properti mereka kosong selama berbulan-bulan selama lockdown COVID-19 di China, yang berkontribusi pada krisis likuiditas tahun lalu.
Jack Ma pria terkaya di Tiongkok, dulunya seorang guru
- vstory
Kemudian pada Februari ini, Maike Metals mengajukan permintaan ke pengadilan untuk restrukturisasi awal karena berusaha memulai perdagangan logam lagi. Namun, ketidakhadirannya yang terus-menerus di pasar telah membebani likuiditas perdagangan tembaga China.
He Jinbi juga digugat tahun ini oleh ING Groep NV di Hong Kong atas utang yang belum dibayar sebesar US$147 juta atau Rp2,3 triliun.
“Tidak sedikit pihak yan menduga hilangnya He Jinbi karena masalah itu, namun tidak dibenarkan juga yang bersangkutan ‘dihilangkan’ seperti para pengusaha China sebelumnya,” tutur Andi.