Jeratan Utang China Dengan Bunga Tinggi Gerogoti Perekonomian Pakistan

Bendera Pakistan.
Sumber :
  • Antara FOTO.

Ketergantungan ekonomi Pakistan pada China

Dideportasi, Ini Hasil Pemeriksaan WN China yang Viral Klaim Sogok Petugas Imigrasi Soetta

Ketergantungan ekonomi Pakistan pada China dapat dijelaskan oleh perbedaan syarat dan ketentuan pinjaman China dibandingkan dengan kreditur Pakistan lainnya. Perbedaan pertama adalah tingkat bunga pinjaman Tiongkok jauh lebih tinggi dibandingkan bunga pinjaman dari kreditor Pakistan lainnya.

Mata uang Yuan

Photo :
  • Pixabay

Pameran Film Tiongkok 2025 Digelar di Jakarta, Hadirkan Tayangan Unggulan

Selama 2019-2020, total pinjaman ke Pakistan oleh Paris Club Countries dan Tiongkok hampir sama, namun arus bunga pinjaman Beijing yang keluar empat kali lebih tinggi.  

Dalam dua tahun terakhir, Pakistan hanya membayar bunga sebesar US$7,6 juta atau setara dengan Rp117,7 miliar kepada Paris Club, yang merupakan bantuan untuk pandemi. Di lain sisi, Pakistan membayar bunga yang jauh lebih tinggi sebesar US$400 juta (Rp6,1 triliun) ke Tiongkok.  

Flu A dan HMPV Merebak di China, Indonesia Aman? Kemenkes Buka Suara

Hingga saat ini, Islamabad telah meminjam lebih banyak pinjaman dari Beijing dibandingkan negara lain, yaitu sebesar US$30 miliar (Rp464,8 triliun).

Perbedaan kedua adalah bahwa paket pinjaman IMF datang dengan persyaratan yang mengharuskan Pakistan untuk mereformasi sektor keuangan dan ekonominya, tidak seperti pinjaman yang diberikan oleh Tiongkok.  

Hal ini menyebabkan Pakistan tanpa ragu-ragu mendekati Tiongkok untuk meminta bantuan keuangan. Namun, Beijing hanya membebani Pakistan dengan utang, dan tidak membantunya menjadi perekonomian yang stabil, yang diyakini Pakistan akan menjadi hal yang baik.  

Proyek-proyek China, seperti CPEC, memakan biaya besar dan memberikan manfaat yang sangat sedikit bagi negara tersebut.   Beijing juga memanfaatkan pinjaman komersial, mengeksploitasi korupsi lokal, melakukan negosiasi yang tidak jelas, dan ragu-ragu untuk merestrukturisasi utang, yang semuanya memainkan peran penting dalam memperburuk krisis ekonomi Pakistan.

Dengan kata lain, Pakistan kini masuk dalam jajaran negara yang terjerat ‘jebakan utang China’, yang tentunya dapat memyandera kedauladan bangsa tersebut. Jalan keluar dari situasi saat ini sangatlah sulit, mengingat rekam jejak para pemimpin di Pakistan dalam melaksanakan reformasi ekonomi sangat buruk.

Pakistan juga telah menunjukkan kurangnya komitmen dan konsistensi dalam melaksanakan reformasi, dan reformasi yang telah dilaksanakan mengalami masalah tata kelola.  

Selain itu, banyak ketidakstabilan politik di negara tersebut. Pemerintah berada di bawah kepemimpinan sementara yang tidak mempunyai mandat kuat untuk mengambil tindakan tegas terhadap kebijakan ekonomi.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya