Tempat Persembunyian Putin Terbongkar, Rumah Mewah Dilengkapi Akses ke Air Terjun
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Moskow – Presiden Rusia Vladimir Putin diduga telah membagi dan membangun sebidang tanahnya, yang berjarak hanya 18 mil dari perbatasan negara anggota NATO.
“Tidak diketahui secara pasti untuk apa sebenarnya tempat ini, namun dilihat dari citra satelit, tempat tersebut muncul dalam beberapa tahun terakhir,” kata jurnalis Pusat Dokumen Ilya Rozhdestvenskiy dalam video yang menunjukkan kompleks yang menakjubkan tersebut.
“Ada kemungkinan bahwa sistem pertahanan udara sedang ditampilkan di sini," sambung Rozhdestvenskiy, dikutip dari Fox News, Kamis, 1 Januari 2024.
“Ini bukan pertama kalinya dukungan peralatan militer untuk melindungi presiden.”
Presiden Rusia, Vladimir Putin
- aljazeera.com
Kompleks di Karelia, wilayah yang berbatasan dengan Finlandia, mencakup sebidang tanah seluas satu kilometer persegi, dan dikelilingi oleh hutan berpagar tambahan seluas tiga kilometer persegi (sekitar 750 hektar). Tanah itu dua kali lebih luas dari Monaco, menurut Radio Svoboda.
Putin diketahui berbagi kompleks mewah dengan kekasih pesenamnya yang berusia 40 tahun, Alina Kabaeva, pemenang medali perunggu dan emas berturut-turut di Olimpiade Senam Ritmik pada tahun 2000 dan 2004.
Dia kemudian memenangkan pemilihan Duma sebagai anggota Partai Rusia Bersatu.
Wartawan tersebut menggambarkan gudang di properti itu sebagai rumah resepsi, dan tempat tinggalnya mencakup tempat pembuatan bir, ruang minum teh, dan kolam atau air mancur.
Kompleks ini juga memiliki pemandian, perikanan dan peternakan, peternakan sapi marmer, serta akses pribadi ke air terjun dan danau.
Dia juga mengklaim kompleks tersebut sebagai pintu masuk bawah tanah terpisah, landasan helikopter, dan dermaga untuk kapal pesiar di Danau Ladoga yang berdekatan, sehingga memungkinkan Putin untuk menikmati alam dalam kesunyian total.
Sejarawan dan jurnalis Mikhail Solomatin pada tahun 2011 juga sempat memposting sebuah cerita di blognya tentang bagaimana sekelompok orang, di hadapan seorang pengacara, menyita tanah di Danau Ladoga sebagai bagian dari pembangunan pusat rekreasi, dan bersikeras bahwa tanah tersebut harus diberikan.
Seorang nelayan yang mengunjungi lokasi tersebut tidak lama kemudian menemukan petugas keamanan yang menghentikannya dan meminta dokumen serta melakukan interogasi tentang tujuan perjalanannya.