AS (Tetap) Butuh Rusia

Bendera Amerika Serikat (AS) dan Rusia.
Sumber :
  • Flickr/Kementerian Luar Negeri.

Washington DC, VIVA – Diam-diam Amerika Serikat (AS) butuh Rusia. Faktanya, Moskow tetap menjadi pemasok bahan bakar uranium terbesar bagi Washington DC.

Investor Indonesia Merapat! Bitcoin Ngamuk Lagi, Tembus Rekor Tertinggi

Hal tersebut diakui oleh Departemen Energi AS melalui data terbarunya. Rusia terbukti memenuhi 20 persen kebutuhan bahan bakar nuklir AS pada tahun lalu.

Menurut laporan pemasaran uranium tahunan dari Departemen Energi AS yang dirilis pada awal Oktober 2025, Prancis memasok 18 persen, Belanda (15), Inggris (9) dan Jerman (7).

Shutdown AS Masih Berlangsung, PHK Massal 750.000 PNS di Depan Mata?

Sementara 19 persen uranium yang diperkaya diproduksi di dalam negeri. Presiden AS sebelumnya, Joe Biden, menandatangani Undang-Undang Larangan Impor Uranium Rusia pada tahun lalu.

Larangan tersebut secara resmi mulai berlaku pada Agustus tahun yang sama. Sebagai balasan, Moskow memberlakukan pembatasan sementara ekspor uranium yang diperkaya ke AS pada November 2024.

Negara NATO Tolak Jauhi Rusia, AS Enggak Terima

Namun, undang-undang tersebut memuat sistem keringanan yang memungkinkan pembelian dari Rusia hingga 2028 jika tidak ada pasokan alternatif yang tersedia atau jika impor tersebut dianggap penting secara strategis.

Mengutip Bloomberg, Kamis, 2 Oktober 2025, keringanan diberikan kepada Constellation Energy Corp, operator nuklir terbesar AS, dan Centrus Energy Corp, salah satu dari hanya dua perusahaan pengayaan uranium domestik.

Meskipun Joe Biden mengalokasikan dana baru untuk memperluas kapasitas pengayaan uranium AS, mantan Asisten Menteri Luar Negeri untuk Sumber Daya Energi Geoffrey Pyatt memperingatkan pada Januari 2025 bahwa 'akan membutuhkan waktu untuk membangun rantai pasokan non-Rusia'.

Sejak Presiden Donald Trump kembali ke Gedung Putih tahun ini, Washington DC dan Moskow telah membuka kembali pembicaraan langsung tentang kemungkinan langkah untuk menormalkan hubungan perdagangan.

Pada bulan lalu, Rosatom, raksasa nuklir milik negara Rusia, menyatakan tetap menjadi produsen bahan bakar terbesar di dunia untuk pembangkit listrik tenaga nuklir.

"Kami masih memegang posisi teratas di dunia untuk pengayaan uranium," ujar Wakil Direktur Jenderal Rosatom, Kirill Komarov, seperti dilansir dari situs Russia Today.

Presiden AS Donald Trump di Ruang Oval Gedung Putih

Trump Rayu Demokrat Setujui RUU Pendanaan untuk Akhiri 'Shutdown' AS

Donald Trump menyatakan siap bernegosiasi dengan Partai Demokrat  mengenai subsidi layanan kesehatan untuk memecahkan kebuntuan atas penutupan pemerintah 'shutdown' AS

img_title
VIVA.co.id
7 Oktober 2025