Menegangkan! Tentara Korea Selatan Gelar Latihan Senjata Besar di Dekat Perbatasan Korut
- ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Hong-Ji/wsj)
Evaluasi terbaru terhadap kemampuan artileri Korea Utara menyoroti kekuatan tembak konvensional yang signifikan, yang merupakan ancaman besar terutama bagi Korea Selatan karena kedekatan dan kerapatan populasi sipil di dekat perbatasan.Â
Korea Utara memiliki hampir 6.000 sistem artileri yang mampu mengenai kota-kota besar Korea Selatan seperti Seoul dalam waktu yang sangat singkat, berpotensi menyebabkan korban massal.
Menurut Military Balance 2023, Korea Utara memiliki total sekitar 21.600 sistem artileri. Ini termasuk 8.600 howitzer self-propelled dan meriam tarik, 5.500 Sistem Peluncur Roket Multipel (MLRS) dalam berbagai kaliber, dan 7.500 mortar mulai dari 82 hingga 160 mm.Â
Sementara itu, tentara Korea Selatan memiliki total 12.120 senjata artileri, yang mencakup 2.330 howitzer self-propelled, 3.500 meriam tarik, 298 MLRS, dan 6.000 mortar mulai dari 81 hingga 120 mm.
Dalam hal jenis artileri spesifik, Korea Utara mengoperasikan berbagai sistem artileri besar kaliber termasuk meriam 170-mm Koksan, yang dapat mencapai jarak hingga 60 km (37 mil).Â
Mereka juga memiliki sistem peluncur roket multipel (MLRS) seperti sistem berdiameter 240 mm dan 300 mm serta artileri roket KN-09, yang merupakan yang terbaru dalam arsenal mereka dengan jangkauan dilaporkan 190 hingga 200 km (118 hingga 124 mil).
Pentingnya strategis dari kemampuan artileri ini ditunjukkan oleh potensi penggunaannya dalam skenario mulai dari deterensi dan paksaan hingga agresi militer langsung.Â
Kerapatan sistem-sistem ini sepanjang Zona Demiliterisasi (DMZ) Korea berarti bahwa Korea Utara dapat meluncurkan serangan artileri dengan sedikit atau tanpa peringatan sama sekali, menciptakan ancaman langsung yang serius bagi Korea Selatan.
Memelihara kemampuan artileri yang tangguh sangat penting bagi tentara Korea Selatan terutama sebagai pencegah terhadap agresi Korea Utara. Kedekatan Zona Demiliterisasi (DMZ) yang sangat militerisasi dengan daerah metropolitan besar Korea Selatan, seperti Seoul, memerlukan kemampuan respons militer yang kuat dan siap.Â
Unit artileri seperti howitzer K9 dan K55A1 menyediakan dukungan tembakan cepat, berjumlah besar, yang penting dalam tahap awal konflik untuk menekan kemajuan musuh dan melindungi area sipil.
