Menteri Israel Ingin Bangun Permukiman Yahudi di Jalur Gaza

Kota terbesar di Gaza selatan, Khan Younis, berada dalam krisis karena akses air minum yang terbatas makin memburuk setelah Israel menghancurkan lebih dari 70 persen sumur di kota tersebut.
Sumber :
  • ANTARA

Tel Aviv, VIVA – Seorang menteri Israel, pada Kamis, 28 November 2024, menyerukan pembangunan kembali permukiman Israel di Jalur Gaza, setelah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

"Permukiman Yahudi di sini adalah jawaban atas pembantaian yang mengerikan (mengacu pada serangan Hamas pada 7 Oktober)," kata Menteri Perumahan dan Konstruksi Yitzhak Goldknopf, dikutip dari ANews, Jumat, 29 November 2024.

Menteri sayap kanan itu juga membingkai inisiatif pemukiman kembali sebagai tanggapan langsung terhadap surat perintah penangkapan ICC, yang menuduh Netanyahu dan Gallant melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan selama genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza.

Reruntuhan bangunan di wilayah Shujaiya di Kota Gaza akibat serangan Israel

Photo :
  • RFI Hausa

Minggu lalu, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel diketahui telah mengevakuasi permukiman dan kehadiran militernya dari Gaza pada tahun 2005 setelah rencana penarikan sepihak.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, menteri dan anggota parlemen Israel telah memperbarui seruan untuk membangun kembali permukiman di daerah kantong tersebut, sebuah langkah yang mendapat tentangan keras dari Palestina dan kecaman luas dari daerah tersebut.

Awal minggu ini, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich pun menganjurkan pendudukan kembali Gaza dan pengurangan populasi Palestina hingga setengahnya melalui migrasi sukarela.

Kondisi Gaza Dinilai Sudah Sangat Genting, Ribuan Warga Indonesia Desak Dunia Hentikan Genosida di Palestina

Para pemimpin Palestina pun telah mengecam pernyataan tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional.

10 Warga Gaza Meninggal Dalam Sehari Akibat Kelaparan, Mayoritas Anak-anak
Ilustrasi - Bendera Palestina

Respons Palestina usai Rencana Inggris Akui Negaranya

Inggris menyatakan niatnya untuk mengakui Negara Palestina dalam Sidang Umum PBB pada September mendatang.

img_title
VIVA.co.id
30 Juli 2025