Gangguan Ekologi Global: Jejak Tiongkok dari Himalaya hingga Amerika Selatan
- ABB
Ilustrasi Proyek Pembangunan
- freepik.com/frimufilms
Biaya ekologis dari model pembangunan Tiongkok juga menjadi tantangan bagi tujuan iklim global. Meskipun Tiongkok merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia, investasinya dalam pembangkit listrik tenaga batu bara dan ekstraksi sumber daya di luar negeri semakin memperbesar jejak karbonnya. Narasi ganda ini, komitmen hijau domestik versus eksploitasi ekologi eksternal, menimbulkan pertanyaan tentang ketulusan Tiongkok dalam mengatasi tantangan lingkungan global.
Menangani gangguan ekologis di Tiongkok memerlukan pendekatan yang bercabang-cabang. Pertama, masyarakat internasional harus mengadvokasi standar lingkungan yang lebih ketat dalam investasi Tiongkok di luar negeri. Mekanisme seperti Perjanjian Paris dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB dapat berfungsi sebagai platform untuk meminta pertanggungjawaban Tiongkok atas dampak lingkungannya.
Kedua, kerja sama regional sangat penting, khususnya dalam mengelola sumber daya bersama seperti sungai lintas batas. Negara-negara yang terkena dampak pembangunan bendungan Tiongkok harus mendorong perjanjian yang mengikat secara hukum tentang pembagian air, yang didukung oleh mediator internasional.
Terakhir, paradigma pembangunan global perlu dipikirkan ulang. Negara-negara berkembang harus mengeksplorasi model pertumbuhan alternatif yang memprioritaskan keberlanjutan dan ketahanan daripada keuntungan ekonomi jangka pendek. Ini termasuk diversifikasi sumber investasi untuk mengurangi ketergantungan pada Tiongkok dan mempromosikan pembangunan kapasitas lokal untuk mengelola sumber daya secara lebih berkelanjutan.
Dari Himalaya hingga Amerika Selatan, model pembangunan Tiongkok telah meninggalkan jejak gangguan ekologis, yang merusak lingkungan lokal dan upaya keberlanjutan global. Meskipun kebangkitan Tiongkok telah membawa manfaat ekonomi jangka pendek, biaya lingkungannya terlalu signifikan untuk diabaikan.
Saat dunia bergulat dengan perubahan iklim dan kelangkaan sumber daya, kebutuhan akan praktik pembangunan yang bertanggung jawab semakin meningkat. Menuntut pertanggungjawaban Tiongkok atas jejak ekologisnya bukan sekadar masalah keadilan lingkungan, tetapi juga langkah menuju perlindungan hak atas sumber daya bagi generasi mendatang.
