Tak Diajak Perundingan Damai Rusia-Ukraina di Saudi, Zelensky: AS Ingin Menyenangkan Putin
- AP Photo/Eduardo Munoz.
Kiev, VIVA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Senin, 17 Februari 2025, bahwa Amerika Serikat berusaha untuk "menyenangkan" Moskow dalam pembicaraan mengenai Ukraina dan memperingatkan tentang "kelemahan" militer Eropa.
Menanggapi komentar yang bersifat mendamaikan terhadap Rusia oleh para pejabat AS di Arab Saudi, Zelensky mengatakan, "AS sekarang mengatakan hal-hal yang sangat menguntungkan Putin karena mereka ingin menyenangkannya."
"Mereka ingin bertemu dengan cepat dan meraih kemenangan dengan cepat. Namun apa yang mereka inginkan 'hanya gencatan senjata' bukanlah kemenangan," kata Zelensky, dikutip dari ANews, Selasa 18 Februari 2025.
Presiden AS Donald Trump mengejutkan sekutunya pada minggu lalu dengan mengumumkan bahwa ia telah melakukan percakapan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai proses untuk segera mengakhiri perang di Ukraina.
Kepala Pertahanan AS Pete Hegseth juga tampaknya mengesampingkan kemungkinan Ukraina bergabung dengan NATO atau merebut kembali wilayah yang hilang sejak 2014.
Mengenai kontur kesepakatan di masa mendatang, Zelensky mengatakan, "Kami tidak akan menandatangani apa pun hanya untuk mendapat pujian.:
Dia juga menekankan bahwa nasib negaranya untuk generasi mendatang dipertaruhkan.
Zelensky pun menolak gagasan untuk menyerahkan wilayah Ukraina yang telah direbut Rusia, dengan mengatakan: "Kami akan merebut kembali semuanya."
Saat para pemimpin Eropa mengadakan pembicaraan krisis di Paris mengenai langkah selanjutnya, ARD menyiarkan wawancara yang direkam Zelensky selama Konferensi Keamanan Munich tiga hari yang berakhir pada hari Minggu.
Presiden Ukraina memperingatkan bahwa Eropa berada dalam posisi yang lemah jika tidak dapat mengandalkan payung keamanan AS.
"Meskipun kesiapan telah meningkat dalam hal kekuatan pasukan, jumlah pasukan tempur, armada, angkatan udara, pesawat nirawak, sejujurnya saya pikir Eropa lemah saat inil," ucapnya.
Zelensky mengatakan Ukraina telah tumbuh lebih tangguh selama tiga tahun terakhir dan bahwa Putin tidak akan mampu menduduki wilayah Palestina seperti yang diinginkannya.
Meski begitu, ia memperingatkan bahwa pastinya tidak akan ada kemenangan Ukraina tanpa dukungan AS.
Zelensky mengatakan bahwa ia dan Trump telah berbicara tentang pengerahan pasukan asing untuk mengawasi gencatan senjata di masa mendatang.
"Saya katakan kepadanya bahwa Amerika harus menjadi bagian dari ini, karena jika tidak, kita mungkin akan kehilangan persatuan," katanya.
Pada pertemuan para pendukung Kiev di Brussels minggu lalu, Hegseth dengan tegas menolak kemungkinan pengerahan pasukan AS ke Ukraina.
Ketika ditanya apakah ia akan menyerahkan jabatan presiden jika diperlukan demi tercapainya kesepakatan, Zelensky mengatakan bahwa demi perdamaian, dia siap melakukan apa saja.
"Jika besok Ukraina diterima menjadi anggota UE dan NATO, jika pasukan Rusia ditarik dan kami mendapat jaminan keamanan, saya tidak akan dibutuhkan lagi," katanya.