Israel Rencanakan Pembangunan 974 Rumah Pemukim di Tepi Barat, Kian Perburuk Hubungan dengan Palestina

Bendera Israel.
Sumber :
  • Atalayar

Yerusalem. VIVA – Israel baru saja mengumumkan tender untuk membangun hampir 1.000 rumah pemukim baru di Tepi Barat yang diduduki, menurut laporan lembaga pengawas anti-pemukiman, Peace Now.

Pembangunan 974 unit perumahan ini akan memungkinkan pemukiman Efrat berkembang sebesar 40% dan semakin menghambat rencana pembangunan kota Palestina di dekatnya, Bethlehem.

Hagit Ofran, pemimpin pemantauan permukiman dari Peace Now, mengatakan bahwa konstruksi dapat dimulai setelah proses kontrak dan penerbitan izin, yang kemungkinan akan memakan waktu setidaknya satu tahun.

Otoritas Israel telah membangun tujuh pos permukiman ilegal di dalam Area B Tepi Barat, yang seharusnya berada di bawah kendali administratif Otoritas Palestina, menurut laporan kelompok hak asasi Israel pada Minggu, 22 Desember 2024.

Photo :
  • ANTARA/Anadolu

Israel merebut Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur dalam perang tahun 1967. Palestina menginginkan ketiga wilayah ini sebagai bagian dari negara masa depan mereka, dan memandang pembangunan pemukiman sebagai penghalang perdamaian, yang juga didukung oleh banyak negara internasional.

Selama masa jabatan Presiden Donald Trump, AS memberikan dukungan kuat terhadap pembangunan permukiman. Meski pemerintahan Demokrat lebih kritis, mereka jarang mengambil tindakan untuk menghentikan ekspansi pemukiman.

Lebih dari 100 permukiman telah dibangun di Tepi Barat, mulai dari pos terdepan hingga komunitas yang berkembang pesat, dengan pemukim berjumlah lebih dari 500.000 orang. Warga Palestina yang tinggal di wilayah ini hidup di bawah kekuasaan militer Israel, sementara Otoritas Palestina mengelola beberapa pusat populasi.

10 Warga Gaza Meninggal Dalam Sehari Akibat Kelaparan, Mayoritas Anak-anak

Kelompok hak asasi manusia utama menggambarkan situasi ini sebagai bentuk apartheid, meskipun pemerintah Israel membantah tuduhan tersebut, dengan alasan bahwa Tepi Barat adalah bagian penting dari sejarah dan warisan orang Yahudi.

Peace Now menuduh pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terus memperluas pemukiman meski banyak sandera yang ditawan oleh Hamas sejak serangan pada 7 Oktober 2023. Mereka menyebut tindakan ini sebagai upaya agresif yang akan merusak peluang perdamaian.

Kecam Serangan Israel ke Warga Pencari Bantuan di Gaza, DPR RI Desak Pemerintah Pimpin Koalisi Internasional

"Ketika rakyat Israel (menetapkan) tujuan mereka untuk membebaskan para sandera dan mengakhiri perang, pemerintah Netanyahu bertindak 'dengan sangat agresif' untuk mengungkap fakta-fakta di lapangan yang akan menghancurkan peluang terciptanya perdamaian dan kompromi," katanya dalam sebuah pernyataan.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan bin Abdullah.

Arab Saudi: Normalisasi Hubungan dengan Israel Terjadi Jika Ada Negara Palestina

Arab Saudi tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel kecuali negara Palestina terbentuk dan perang di Gaza berakhir.

img_title
VIVA.co.id
29 Juli 2025