Dikritik Terima Hadiah Pesawat Mewah dari Qatar, Trump: Bodoh Jika Ditolak!

Presiden AS Donald Trump di Forum Dewan Kerjasama Negara Arab di Teluk (GCC)
Sumber :
  • AP Photo/Alex Brandon

Washington, VIVA – Presiden Donald Trump menanggapi dengan santai sekaligus tajam mengenai kekhawatiran yang mencuat karena adanya tawaran Qatar untuk memberikan jet Boeing 747 mewah sebagai pengganti sementara Air Force One.

2 Staf Kedubes Israel Tewas Ditembak di Washington, Trump: Jelas-jelas Antisemitisme, Mengerikan!

Melansir dari NPR, Rabu 14 Mei 2025, tawaran kontroversial tersebut, menurut Trump, merupakan sebuah bentuk penghargaan yang akan menjadi "bodoh" jika ditolak.

"Maksud saya, saya bisa menjadi orang bodoh dan berkata, 'Tidak, kami tidak menginginkan pesawat terbang gratis yang sangat mahal,'" ujarnya kepada wartawan.

Trump Bicara ke Pemimpin Eropa: Putin Ogah Berdamai dengan Ukraina, Percaya Bisa Menang

"Saya pikir (hadiah) itu adalah isyarat yang hebat," sambungnya

Air Force One.

Photo :
  • ANTARA/Puspa Perwitasari
Kebijakan Trump Ancam Mahasiswa Asing: Hampir 6.800 Pelajar di Harvard Harus Tinggalkan AS

Penawaran dari Qatar itu pertama kali dilaporkan oleh ABC News dan muncul menjelang kunjungan Trump ke Timur Tengah, termasuk ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Jika diterima, jet tersebut akan menjadi salah satu hadiah asing terbesar dalam sejarah pemerintah Amerika Serikat, dan sekaligus memicu perdebatan hukum serta etika.

Trump menjelaskan bahwa pesawat Air Force One yang ada saat ini sudah uzur dan mahal dalam hal perawatan. Ia juga mengungkapkan kekesalannya terhadap lambatnya proses pengiriman jet baru dari Boeing yang telah ia sepakati pada masa jabatan pertamanya dengan nilai kontrak US$ 3,9 miliar (Rp 64,6 triliun) untuk dua pesawat 747 versi khusus.

Menurut Trump, tawaran jet dari Qatar bukan hadiah pribadi, melainkan untuk Departemen Pertahanan sebagai bentuk pengakuan atas peran besar Amerika Serikat dalam menjaga stabilitas keamanan di kawasan Timur Tengah.

"Saya pikir itu adalah isyarat yang hebat dari Qatar. Saya sangat menghargainya. Saya tidak akan pernah menolak tawaran semacam itu," paparnya.

Pernyataan ini menambah daftar kontroversi Trump terkait etika diplomatik, namun sekaligus menunjukkan strategi pragmatisnya dalam memanfaatkan hubungan internasional untuk kepentingan domestik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya