COVID-19 Menggila Lagi, Jadi Pemicu Kematian Terbanyak di Thailand
- Pixabay/mattthewafflecat
Bangkok, VIVA – Seorang ahli dari Fakultas Kedokteran Universitas Chulalongkorn, Assoc. Prof. Dr. Thira Woratanarat, mengingatkan masyarakat Thailand untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap varian baru virus COVID-19.
Ia menegaskan bahwa Virus Corona masih menjadi penyebab utama penyakit dan kematian di Thailand dalam beberapa minggu terakhir.
Ilustrasi COVID-19/virus corona
- Pixabay/Tumisu
Dalam unggahan di akun Facebook-nya, seperti dilansir dari The Nation, Dr. Thira mengungkapkan bahwa dalam satu bulan terakhir, sekitar 170.000 orang dirawat di rumah sakit karena COVID-19, dengan 37 kematian tercatat. Sebagai perbandingan, hanya satu orang meninggal akibat influenza selama periode yang sama.
“COVID adalah penyebab utama penyakit dan kematian selama bulan dan minggu terakhir di Thailand,” tulisnya, dikutip Selasa, 4 Juni 2025.
Data periode 18 hingga 24 Mei menunjukkan COVID masih mendominasi angka penyakit di Thailand. Jumlah kasus COVID-19 lima kali lebih tinggi dibandingkan diare, sepuluh kali lebih banyak dari influenza, dan 30 kali lebih banyak dari keracunan makanan.
Dr. Thira pun menegaskan bahwa meskipun kini berstatus endemik, COVID-19 tidak boleh disepelekan.
“COVID tidak sama dengan flu biasa dan biasanya tidak menimbulkan gejala ringan seperti influenza,” ujarnya.
Ia menyerukan masyarakat untuk tidak lengah, lebih peka terhadap gejala, dan bertindak secara bertanggung jawab demi mencegah penularan di komunitas.
Selain itu, Dr. Thira menyoroti dua varian baru yang saat ini sedang dipantau oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu LP.8.1 dan NB.1.8.1.
Varian LP.8.1 saat ini menyumbang 39 persen infeksi di 51 negara, sementara varian NB.1.8.1 terus mengalami peningkatan dengan tingkat infeksi 10,7 persen di 22 negara.
Ilustrasi vaksin COVID-19.
- Pixabay/pearson0612
WHO telah menetapkan NB.1.8.1 sebagai Variant Under Monitoring (VUM) karena penyebarannya yang lebih cepat serta kemampuannya menghindari imunitas sebesar 1,5 hingga 1,6 kali lebih tinggi dibandingkan varian sebelumnya, baik dari vaksinasi maupun infeksi sebelumnya.
Dengan tren peningkatan infeksi dan munculnya varian baru, masyarakat Thailand kini dihadapkan pada tantangan baru dalam menghadapi pandemi yang belum benar-benar usai.