Kepala Biara Kuil Shaolin Tersandung Skandal Perempuan dan Penggelapan Dana Proyek
- YiCai
Henan, VIVA – Kepala biara Kuil Shaolin yang terkenal di Tiongkok sedang diselidiki atas tuduhan tindak pidana, melakukan hubungan seksual dengan banyak perempuan, termasuk penggelapan dana proyek dan aset kuil, menurut pernyataan yang dirilis oleh pihak kuil pada Minggu, 28 Juli 2025.
Shi Yongxin, kepala salah satu biara Buddha paling terkenal di dunia, diduga melakukan pelanggaran serius terhadap ajaran Buddha dan saat ini sedang diselidiki bersama oleh berbagai departemen, tambah pernyataan tersebut.
Dilansir CNA, Senin, 28 Juli 2025, pihak kuil juga menuduh Shi menjalin hubungan tidak pantas dengan banyak perempuan dalam jangka waktu yang lama dan memiliki anak di luar nikah, dan berjanji untuk segera merilis informasi lebih lanjut kepada publik.
Kuil Shaolin, yang didirikan lebih dari 1.500 tahun yang lalu di Provinsi Henan, Tiongkok tengah, merupakan tempat lahirnya Buddhisme Zen atau Chan dan merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO.
Lembaga monastik ternama yang terletak di Pegunungan Songshan ini juga dikenal sebagai tempat lahirnya kung fu Shaolin.
Kuil Shaolin di Provinsi Henan, Tiongkok tengah
- China Travel Guide
Kontroversi Biksu ‘CEO’
Shi, 60 tahun, adalah salah satu biksu paling terkenal di Tiongkok dan menjadi kepala Kuil Shaolin pada tahun 1999. Pemegang gelar MBA ini mendapat julukan "Biksu CEO" karena komersialisasi berlebihan terhadap warisan dan pengaruh kuil.
Pada tahun 2006, ia dikritik karena menerima mobil mewah dari pemerintah daerah sebagai penghargaan atas kontribusinya terhadap pariwisata.
Tak asing dengan kontroversi, Shi juga diduga terlibat dalam penipuan dan pelecehan seksual 10 tahun yang lalu.
Pada bulan Maret 2015, ia dan kuil tersebut dikritik karena rencana mereka untuk membangun kompleks hotel senilai US$297 juta di Australia, yang akan mencakup sebuah kuil, akademi kung fu live-in, dan lapangan golf.
Pada bulan Juli tahun yang sama, ia dituduh oleh seorang mantan muridnya sebagai ayah dari beberapa anak di luar nikah dan melakukan penggelapan dana. Otoritas keagamaan provinsi Henan membatalkan tuntutan pada tahun 2017 dengan alasan tidak cukup bukti.
Shi juga menjabat sebagai presiden Asosiasi Buddha Provinsi Henan sejak tahun 1998 dan menjadi wakil Kongres Rakyat Nasional dari tahun 1998 hingga 2018. Berita tentang penyelidikan terhadap Shi menjadi tren di platform media sosial Tiongkok, Weibo, pada hari Minggu.
Diamankan Polisi
Rumor seputar keberadaannya sebenarnya telah menyebar sejak hari Sabtu, ketika unggahan media sosial yang belum diverifikasi mengklaim bahwa ia telah dibawa untuk penyelidikan.
Shi telah memiliki akun Weibo yang aktif sejak tahun 2018 – dengan rata-rata 1,5 unggahan per hari dan menarik lebih dari 870.000 pengikut. Namun, ia belum mengunggah apa pun terkait tuduhan itu.
Menurut unggahan pada tanggal 8 Juli di situs web resmi Kuil Shaolin, penampilan publik terakhir Shi adalah ketika ia menghadiri pertemuan para biksu pada hari sebelumnya.
Surat kabar Tiongkok, Economic Observer, melaporkan bahwa Shi telah dibawa pergi pada hari Jumat oleh polisi di Xinxiang, sebuah kota industri di Henan utara.
Shi telah menghadapi kritik tajam dari komunitas Buddha dan seni bela diri karena mengubah Kuil Shaolin menjadi perusahaan komersial dan mengoperasikannya layaknya bisnis modern selama hampir tiga dekade menjabat sebagai kepala biara.
Shi mengekspose kuil secara materi mencakup penerbitan, film dan televisi, serta kedokteran.
Di bawah kepemimpinannya, Shaolin juga telah berekspansi secara global, mendirikan lebih dari 50 "Pusat Kebudayaan Shaolin" di luar negeri.
Shi saat ini berafiliasi dengan delapan institusi, menurut situs web informasi bisnis Qichacha. Tiga di antaranya masih beroperasi, termasuk Kuil Shaolin, sementara lima perusahaan telah dicabut izinnya.
Pada tahun 2010, kompleks arsitektur bersejarah termasuk Kuil Shaolin secara resmi ditambahkan ke dalam Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO.