Trump Perintahkan AS Kibarkan Bendera Setengah Tiang untuk Charlie Kirk, Siapa Dia?
- White House
Washington, VIVA – Charlie Kirk, seorang aktivis politik konservatif dan salah satu pendiri Turning Point USA, meninggal dunia setelah ditembak orang tak dikenal di sebuah acara di Utah Valley University, Rabu waktu setempat.
Presiden Donald Trump mengungkapkan rasa kehilangan dan duka cita mendalam atas kematian Kirk -- aktivis muda berusia 31 tahun yang merupakan pendukung setianya.Â
Ketika Trump merombak Partai Republik, Kirk mewujudkan konservatisme populis partai yang baru ditemukan di era media sosial. Trump memuji Kirk karena telah menggalang dan memobilisasi suara kaum muda untuknya. Â
"Charlie Kirk yang Hebat, bahkan Legendaris, telah wafat. Tak seorang pun yang memahami atau memiliki Hati Pemuda di Amerika Serikat lebih baik daripada Charlie," kata Trump dalam sebuah unggahan di platform Truth Social miliknya melansir CNN International, Kamis, 11 September 2025.
Presiden AS Donald Trump mengecam aksi penembakan Charlie Kirk
- White House
"Beliau dicintai dan dikagumi oleh SEMUA ORANG, terutama saya, dan kini, beliau telah tiada. Saya dan Melania turut berduka cita untuk istrinya yang cantik, Erika, dan keluarganya. Charlie, kami mencintaimu!" imbuhnya.Â
Bendera Setengah Tiang untuk Kirk
Gedung Putih menyampaikan bahwa Presiden Trump telah memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang hingga matahari terbenam pada hari Minggu mendatang untuk mengenang Kirk.Â
Bendera juga akan diturunkan setengah tiang di gedung-gedung publik, pos militer, kedutaan besar, kantor konsulat, dan fasilitas-fasilitas lain di luar negeri, sesuai dengan pengumuman Trump tersebut. Â
Kirk, seorang mahasiswa putus kuliah, berpengaruh di kalangan mahasiswa dan pemilih muda — tidak hanya dalam membantu Trump terpilih menjadi presiden, tetapi juga menginspirasi gerakan baru aktivis konservatif. Keterlibatannya dimulai setelah gerakan tea party dan berkembang seiring dengan naiknya Trump.Â
Kirk lahir pada tahun 1993 dan tumbuh besar di pinggiran kota Chicago. Karier politiknya  dimulai pada tahun 2012 saat masih duduk di bangku SMA, ia menulis sebuah artikel untuk media sayap kanan Breitbart News, yang menuduh bias liberal dalam buku pelajaran SMA. Hal itu membuatnya tampil di Fox Business.
Tak lama kemudian, ia didekati oleh Bill Montgomery, seorang pensiunan pengusaha, dan bersama-sama mereka mendirikan Turning Point USA (TPUSA), sebuah organisasi nirlaba Amerika yang mengadvokasi politik konservatif di sekolah menengah atas, perguruan tinggi, dan universitas.Â
Yayasan TPUSA mulai menarik aliran dana besar dari para pendukung Partai Republik, termasuk Foster Friess, seorang pengusaha Kristen evangelis, dan yayasan yang dikelola oleh Bernard Marcus, salah satu pendiri Home Depot.
Kirk berkembang menjadi penggemar setia Trump, mendukung keberhasilannya dalam pencalonan presiden pada tahun 2016 dan mempromosikan klaim palsunya tentang kecurangan dalam pemilu 2020.Â
Influencer Trump
Menjelang pemilu 2024, Kirk yang merupakan influencer Trump merayu pemilih muda dan menggunakan jaringan nirlabanya untuk menggalang dukungan di kampus dan gereja untuk kampanye Trump pada tahun 2024.
Kirk berkeliling kampus-kampus dalam tur yang disebut "Anda Dicuci Otak", berdebat dengan para mahasiswa dan menjawab pertanyaan mereka tentang berbagai topik dalam pertemuan yang seringkali viral di media sosial.
Dia memiliki jangkauan yang sangat luas, dengan 5,2 juta pengikut di X dan 73 juta di TikTok, dan menggunakan platform tersebut untuk menyiarkan dan memperkuat pandangan dunia Maga kepada generasi muda konservatif.
Pada saat yang sama, ia menjadi propagator utama poin-poin pembicaraan America First, menggambarkan perang Rusia-Ukraina sebagai "sengketa perbatasan", menentang pernikahan sesama jenis dan program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi, serta menyatakan aborsi sebagai pembunuhan dan menyangkal perubahan iklim.
Ia menuai kecaman dari kaum liberal dengan menyebut George Floyd, yang pembunuhannya pada tahun 2020 di tangan polisi di Minneapolis memicu protes Black Lives Matter, sebagai "bajingan".
Kirk tetap setia kepada Trump bahkan ketika beberapa tokoh terkemuka dalam gerakan Maga (Make America Great Again) menjauhkan diri dari presiden, seperti ketika AS melakukan intervensi untuk mendukung Israel selama perang singkatnya dengan Iran pada bulan Juni.
"Dengan beban dunia di pundaknya, Presiden Trump bertindak demi kebaikan umat manusia," ujarnya saat itu. "Untuk beberapa jam ke depan, janganlah kita hanya menjadi komentator yang kaku dan percayalah pada panglima tertinggi kita,"
Penampilan Kirk di Utah Valley University pada hari Rabu, adalah yang pertama sekaligus 'terakhir' dari "The American Comeback Tour" yang akan berlangsung di 14 kota pada musim gugur.Â
Ketika Kirk sedang menjawab pertanyaan penonton tentang penembakan massal di AS, tiba-tiba suara tembakan meletus dan menyasar lehernya. Loyalis muda Trump itu pun tumbang.
Â