Jepang Belum Akui Palestina, tapi Peringati Israel Tak Tingkatkan Operasi Militer ke Gaza
- ANTARA/Anadolu/py
Tokyo, VIVA – Jepang menahan diri untuk tidak bergabung dalam daftar negara yang semakin panjang mengakui kedaulatan Palestina sebagai sebuah negara dalam pertemuan tingkat tinggi PBB di New York.
Namun, Tokyo menegaskan bahwa solusi dua negara tetap menjadi satu-satunya jalan menuju perdamaian abadi bagi Israel dan Palestina.
“Mengenai pengakuan negara Palestina, persoalannya bukan apakah akan dilakukan, melainkan kapan,” kata Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya dalam konferensi di markas besar PBB, New York. “Sambil terus memantau perkembangan di kawasan, Jepang akan melanjutkan pembahasan komprehensif dengan keseriusan yang lebih besar.”
Warga Gaza Palestina berebut bantuan yang dijatuhkan dari udara
- Al Jazeera
Keputusan Jepang untuk tidak segera mengakui kedaulatan Palestina berbeda dengan sejumlah negara Barat, termasuk Inggris, Kanada, dan Prancis, tapi sejalan dengan posisi Amerika Serikat, sekutu terdekat Tokyo.
Berbeda dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang memberikan dukungan kuat kepada Israel dalam konfliknya dengan kelompok Hamas, Iwaya menegaskan Jepang “sangat mengecam” tindakan sepihak Israel, termasuk peningkatan operasi militer di Gaza dan perluasan permukiman Yahudi di Tepi Barat.
“Jika Israel mengambil langkah lebih jauh yang menghalangi tercapainya solusi dua negara, Jepang akan terdorong untuk memperkenalkan langkah baru sebagai respons,” ujar Iwaya.
Dalam kesempatan yang sama, Iwaya mendesak Hamas membebaskan seluruh sandera yang masih ditahan sejak serangan kelompok itu pada 2023 ke Israel, serta meletakkan senjata.
Menjelang debat umum Sidang Majelis Umum PBB pada Senin, Prancis dan Arab Saudi menjadi tuan rumah konferensi yang bertujuan menghidupkan kembali momentum bagi terbentuknya negara Palestina berdampingan dengan Israel.
Presiden Prancis Emmanuel Macron secara resmi mengakui negara Palestina, setelah sebelumnya Australia, Inggris, Kanada, dan Portugal menyatakan hal yang sama pada Minggu.
Aksi Solidaritas Untuk Palestina
- AP Photo/Tatan Syuflana
Macron mengatakan pengakuan tersebut adalah “satu-satunya solusi yang akan memungkinkan Israel hidup dalam damai.”
Sementara itu, AS, satu-satunya anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang tidak mengakui Palestina, bersama Israel memboikot pertemuan tersebut.
Washington dan Tel Aviv berpendapat bahwa pengakuan Palestina akan justru memperkuat Hamas dan memperpanjang perang yang telah berlangsung hampir dua tahun. (Ant)