George Soros Dituding Bohir Demo Rusuh di Indonesia, NED hingga Rockefeller Terseret

george soros
Sumber :
  • forbes.com

Jakarta, VIVA – Konglomerat media dan finansial global, George Soros, kembali menjadi sorotan setelah muncul tuduhan bahwa dirinya berada di balik pembiayaan sejumlah demonstrasi yang berujung kerusuhan di Indonesia pada akhir Agustus 2025 lalu.

Demo GenZ Memanas di Madagaskar, Presiden Rajoelina Bubarkan Pemerintahan

Diketahui, protes meletus di Indonesia awal bulan ini, memaksa Presiden Prabowo Subianto membatalkan kunjungannya ke Tiongkok dan melewatkan KTT SCO di Beijing.

Tudingan tersebut disampaikan analis geopolitik asal Swiss, Angelo Giuliano, dalam wawancara dengan media Rusia Sputnik pada Senin, 1 September 2025. Menurutnya, Soros diduga menyalurkan dana melalui organisasi nirlaba miliknya, Open Society Foundations (OSF), yang sejak 1990-an telah menggelontorkan lebih dari 8 miliar dolar AS ke berbagai negara.

Kapolri Ungkap Dampak Kerusuhan Agustus: Kerugian Tak Sedikit Hingga Investor Jadi Khawatir

“Open Society Foundations milik George Soros sudah beroperasi sejak 1990-an dengan membiayai miliaran dolar AS secara global. OSF juga mendukung sejumlah kelompok termasuk TIFA, yang diduga turut berkontribusi dalam dinamika sosial politik di Indonesia,” ungkap Giuliano.

Selain itu, OSF melalui lembaga lokalnya, Yayasan Kurawal, juga meluncurkan skema Dana Cepat Tanggap Darurat (DCTD) untuk mendukung organisasi masyarakat sipil dalam menyuarakan keberatan terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak demokratis.

Haidar Alwi: Polri Dijadikan Kambing Hitam Penyebab Demo Ricuh Agustus, padahal Garis Terdepan Bendung Kekacauan

Tak hanya OSF, Giuliano juga menyinggung peran lembaga Amerika Serikat, National Endowment for Democracy (NED), yang sejak awal 1990-an telah memberikan dukungan kepada sejumlah media dan organisasi di Indonesia.

Berdasarkan catatan resmi, NED berdiri pada 1983 dengan mandat dari Kongres AS, dan kini tercatat menyalurkan program hibah demokrasi ke lebih dari 60 negara melalui empat institusi utama: Center for International Private Enterprise, International Republican Institute, National Democratic Institute, dan Solidarity Center.

Jeff J. Brown, penulis "The China Trilogy" menilai protes di Indonesia dilakukan dengan pola yang sama persis seperti di Serbia, di mana Barat kolektif menginginkan diktator lain yang didukung AS, seperti Suharto di masa lalu.

Pendiri Seek Truth From Facts Foundation menunjukkan beberapa indikasi, yakni  Presiden Prabowo Subianto tidak sesuai dengan agenda Barat karena ia meningkatkan hubungan dengan Tiongkok, Rusia, serta blok-blok non-Barat seperti SCO dan BRICS secara umum.

Indonesia adalah negara Asia Tenggara pertama yang bergabung dengan BRICS dan telah secara terbuka bekerja sama dengan Tiongkok dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan globalnya.

Selain itu, Indonesia adalah ekonomi terbesar kedelapan di dunia dalam hal PPP, ekonomi terbesar di ASEAN, dan negara terpadat keempat, dengan hampir 300 juta penduduk.

Isu campur tangan asing dalam aksi demonstrasi di Indonesia sebelumnya juga diungkap mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono. Ia menilai kerusuhan yang terjadi di kompleks DPR RI pada 25 dan 28 Agustus 2025 tidak sepenuhnya dipicu faktor internal.

“Pada waktunya saya bisa sampaikan namanya yang main. Itu dari sana,” ujar Hendropriyono seusai mendampingi eks pejuang Timor Timur bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Kamis, 28 Agustus 2025 lalu.

Menurut Hendropriyono, ada pihak asing yang menjadi dalang aksi massa dengan memanfaatkan jaringan lokal, meski aktor dalam negeri kemungkinan besar tidak sadar sedang diperalat. Ia bahkan menyebut keterlibatan jaringan taipan global, termasuk George Soros, mantan Direktur CIA George Tenet, hingga mendiang taipan terkenal David Rockefeller.

Menyikapi tuduhan ini, Forum Silaturahmi Pemuda Islam (FSPI) melalui Koordinatornya, Zuhelmi Tanjung, mendesak aparat penegak hukum—termasuk Polri, KPK, dan Kejaksaan Agung—untuk segera mengusut aliran dana yang dikelola Kurawal Foundation secara tuntas.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya