RI Masih Pikir-pikir Terima Tawaran Kerja Sama Nuklir China

Pameran produk dan perusahaan nuklir China di Xian, China
Sumber :
  • REUTERS/Stringer

VIVA – Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak langsung menyetujui tawaran dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk melakukan investasi pengembangan energi nuklir di Indonesia. JK mengakui, hal itu harus dipikirkan matang agar tidak berdampak bahaya kepada rakyat Indonesia.

RI Bakal Punya PLTN Kapasitas 250 MW di Tahun 2032

Pasalnya, pengembangan energi nuklir teramat berisiko di Indonesia mengingat Indonesia merupakan negara yang berpotensi gempa bumi.

"Saya katakan bahwa kita masih banyak gempa jadi tidak mudah untuk (mengembangkan energi) nuklir di Indonesia itu. Harus betul-betul menggunakan teknologi yang sangat tinggi untuk bebas dari (ancaman) gempa seperti itu," ujar JK usai menerima Wakil Perdana Menteri China, Liu Yandong di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin, 27 November 2017.

Inggris Berencana Bangun 7 Pembangkit Tenaga Nuklir Baru pada 2050

Menurut JK, sikap penuh pertimbangan perlu meski pemerintah China menjamin teknologi nuklir yang mereka tawarkan adalah inovasi yang disesuaikan tingkat keamanan untuk negara yang rawan gempa. 

JK meminta ada jaminan kerja sama ilmiah antara ilmuwan RRT dan ilmuwan Indonesia. Hal itu dinilai akan bisa memberi keyakinan kepada kalangan akademisi Indonesia dan menjadi pertimbangan pemerintah untuk merestui investasi nuklir RRT.

Menteri ESDM Sebut RI Mulai Pertimbangkan Penggunaan Energi Nuklir

"Mereka akan meneliti dahulu masalah itu. Apa efeknya kalau terjadi gempa bumi yang besar," ujar Wapres.

Proyeksi pemanfaatan energi atom - ilustrasi

Malaysia Rencanakan Pemanfaatan Energi Nuklir dalam 10–15 Tahun ke Depan

Pemerintah Malaysia membuka peluang pemanfaatan energi nuklir sebagai salah satu sumber energi baru dalam 10 hingga 15 tahun mendatang.

img_title
VIVA.co.id
8 September 2025