Cita-cita Nia Kurnia Sari, Penjual Gorengan Lanjut Kuliah Pupus di Tangan Pembunuh
- VIVA.co.id/Andri Mardiansyah (Padang)
Padang Pariaman, VIVA – Cita-cita Nia Kurnia Sari, gadis remaja penjual gorengan berusia 18 tahun asal Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi, kandas secara tragis.
Jasad Nia Kurnia Sari, ditemukan terkubur tanpa busana di area perkebunan Korong Pasar Surau, Nagari Guguak, Kecamatan 2×11 Enam Lingkung, Kayu Tanam, pada Minggu sore 8 September 2024.
Sebelumnya, Nia Kurnia Sari diketahui sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi setelah dinyatakan, sebagai salah satu calon Mahasiswa penerima beasiswa KIP, Kementerian Pendidikan di Universitas Sumatera Barat (Unisbar) untuk tahun akademik 2024-2025. Ia sudah dinyatakan lolos seleksi administrasi.
Namun malang, kerja keras Nia mengumpulkan uang untuk mendukung aktivitas perkuliahannya nanti, pupus di tangan pembunuh. Ia meregang nyawa. Diduga kuat menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan.
Kronologi Gadis Penjual Gorengan yang Tewas Diperkosa dan Dikubur Tanpa Busana
- YouTube VIVA
Srini Mahyuni (19 tahun), kakak kandung Nia Kurnia Sari menyebut, tahun ini Nia berencana untuk melanjutkan studi di Universitas Sumatera Barat setelah menerima informasi jika ia mendapatkan beasiswa pendidikan.
"Rencananya, dia kuliah tahun ini. Lewat telepon (informasi), diterima di Unisbar," kata Srini Mahyuni.
Selama ini kata Srini, selain menjadi tulang punggung dan memenuhi kebutuhan keluarga, Nia juga berupaya keras mengumpulkan uang bagi hasil dari gorengan yang ia jual.
Uang itu, akan digunakan Nia untuk membeli Laptop untuk mendukung aktivitas selama ia kuliah di Universitas Sumatera Barat. Total sudah ada Rp6 juta yang terkumpul.
"Nia orangnya baik. Sering bantu orang tua. Dia mau kuliah. Uang jualan gorengan dikumpulkan untuk biaya kuliah. Nia tidak pernah cerita aneh-aneh. Orang nya ceria. Kami pihak keluarga ingin temukan pelaku atau hukum seberat nya, kami tidak mau terima. Hukum mati,"ujar Srini.
Srini menceritakan, keinginan Nia untuk kuliah kuat sekali. Ia ingin membantu orang tua dan keluarga. Bahkan, Nia sempat bilang nanti Ibunya tidak usah bekerja lagi, cukup Nia saja yang bekerja.
Sehari-hari, Nia kata Srini, menjajakan gorengan dari usaha rumahan tetangganya. Setiap gorengan yang laku dijual, Nia mendapatkan bagi hasil alias persenan.