Asa Petani Jakarta di Tengah Kepungan Hutan Beton
- VIVA/Vicky Fazri
Lahan pertanian Ujung Menteng Cakung, Jakarta Timur
- VIVA/Vicky Fazri
Gerhan mengatakan produksi padi dari lahan pertanian pinggiran Jakarta wilayah Meruya ini cukup lambat, faktor cuaca, kurangnya tenaga dan alat menjadi penghambat yang sering kali di temui dalam operasional pertanian dalam tiap tahunnya.
"Kendala cuaca, kalau musim hujan kan agak susah, karena sering banjir, orang yang mengurus pertaniannya juga kurang ditambah, kita sama sekali tidak ada alat penggiling padi, itu yang sangat penting," ujarnya.
Gerhan mewakili Komunitas petani Meruya Jakarta Barat ini sangat mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah setempat.Â
Melihat potensi sawah yang terbilang cukup baik mampu produksi beras hingga 24 ton pertahun, perhatian pemerintah untuk hadirkan alat bagi petani di Meruya dinilai sangat berarti untuk produksi padi di halan kecil itu lebih maksimal
"Yang kita harapkan perlunya perhatian pemerintah untuk bisa membantu kami dalam ketersediaan alat agar bisa dengan cepat kami produksi beras pertahunnya, kalau kita punya alat giling 2 hingga tiga unit, kita pastikan produski  beras di sawah tiga hektar ini lebih banyak dari sebelumnya dan hasilnya juga maksimal," ujarnya.
Lahan Tersisa
Hamparan lahan persawahan di Ibu Kota juga masih bisa disaksikan di Cilincing, Jakarta Utara dan Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur. Lahan sawah di Ujung Menteng disebut lahan 'sawah abadi' karena aset lahannya milik Pemprov DKI Jakarta.
Menurut Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan DKI, masih ada sekitar  414 hektare  sawah di Ibu Kota. 45 hektare berada di Kecamatan Kalideres dan Kembangan, Jakarta Barat, 341 hektare berada di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, 28 hektare di Ujung Menteng Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
Sebagian besar lahan tersebut dikelola warga yang tergabung dalam 15 kelompok tani.
Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan Jakarta kini semakin maju dan bisa disejajarkan dengan kota besar lainnya di dunia. Kemajuan kota Jakarta secara tidak langsung  mendorong peningkatan kebutuhan pangan, sementara ketergantungan Jakarta terhadap pasokan pangan dari daerah lain sangat tinggi.
Disisi lain lahan produksi pangan semakin turun, sehingga perlu dilakukan upaya pemenuhan kebutuhan pangan dengan mengoptimalkan lahan yang ada.