Ternyata Ini Alasan Penjaga Kos Mondar-mandir Kamar Diplomat Kemlu Sebelum Ditemukan Tewas

Tangkapan layar CCTV rekam penjaga kos Diplomat Kemlu mondar-mandir
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta, VIVA – Kematian diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP) di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, masih menyisakan misteri.

Sadis! Remaja 13 Tahun Dikeroyok, Dibacok Samurai hingga Tewas Lalu Diskenario Kecelakaan

Teranyar, muncul dalam video CCTV yang dirilis bahwa penjaga kos sempat mondar-mandir memeriksa kamar korban sebanyak tiga kali sebelum korban ditemukan tewas.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, untuk memeriksa kamar korban itu berdasarkan permintaan istri korban.

Mengerikan, Kepala Cabang Bank BUMN Tewas Diculik-Bunuh: 4 Pelaku Dicokok, 1 Masih Buron!

"Konteksnya istri korban tiga kali minta penjaga kos mengecek kondisi korban," katanya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu, 13 Juli 2025.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary

Photo :
  • VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon
Kemlu Ungkap Penyebab Kematian WNI di Kamboja

Alasan istri korban meminta hal tersebut, lanjut Ade, karena ponsel korban tidak bisa dihubungi.

Istri korban meminta penjaga kos melakukan pengecekan selama tiga kali dalam dua hari. "Pada 7 Juli 2025 pukul 22.40 WIB, istri korban pertama kali menghubungi penjaga kos ke no ponsel yang lama (sudah tidak aktif) untuk cek kamar korban," kata Ade Ary.

Kemudian pada Selasa, 8 Juli 2025, pukul 00.48 WIB, istri korban menghubungi penjaga kos ke no ponsel yang baru untuk minta cek kamar korban.

"Selanjutnya di tanggal yang sama pada pukul 05.27 WIB, istri korban menghubungi penjaga kos untuk minta cek kembali kamar korban," kata Ade Ary.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) meninggalnya diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP) di kamar kos di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Juli 2025. 

Kabid Humas Kombes Ade Ary menjelaskan, hal tersebut merupakan kolaborasi interprofesi dalam proses pengungkapan sebuah peristiwa dengan prinsip-prinsip profesional, proporsional kemudian kecermatan, kehati-hatian.

"Tim penyelidik melakukan olah TKP bersama-sama dengan yang pertama dari pihak kedokteran kepolisian, Puslabfor, Inafis Bareskrimpolri, kemudian hadir dokter dari RSCM," katanya.

Ia menambahkan ,saat ini penyelidik juga masih menunggu hasil autopsi atau hasil pemeriksaan organ dalam secara laboratoris.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya