Kopema Bantah Naikkan Sewa Kios di Blok M Rp15 Juta per Bulan: Kami Difitnah!

Ketua Koperasi Pedagang Pasar Pusat Melawai (Kopema), Sutomo
Sumber :
  • Antara

Jakarta, VIVA –  Koperasi Pedagang Pasar Pusat Melawai (Kopema) membantah menaikkan sewa kios pedagang di Plaza 2 Blok M, Jakarta Selatan, hingga Rp15 juta per bulan. Akibat isu kenaikan sewa kios yang drastis itu para pedagang memilih angkat kaki dari kios tersebut.

Dirut MRT Ngaku Kaget dan Tak Tahu Tarif Sewa Kios di District Blok M Dinaikkan

Ketua Kopema Sutomo menegaskan angka tersebut hanya akumulasi dari tunggakan dua bulan untuk dua kios, dan bukan tarif sebenarnya rata-rata per bulan. Sementara kabar yang menyebut adanya tagihan Rp15 juta disebutnya sebagai informasi yang dibesar-besarkan di media sosial.

"Kalau yang ditulis sampai Rp15.000.000 itu dua bulan belum bayar yaitu Juli dan Agustus, terus dua kios itu Rp15.000.000. Jadi totalnya itu, satu kiosnya Rp4.000.000 kurang atau Rp3.000.000 lebih (akumulasi nunggak dua bulan). Totalnya itu yang benar, itu yang benar. Tapi kan di TikTok dibesar-besarin sampai kiosnya dirusak," kata Sutomo dilansir tvOnenews, Kamis, 4 Agustus 2025.

Cerita Pilu Pedagang Distrik Blok M Ubah Kios Kumuh Jadi Ramai, Angkat Kaki Gegara Biaya Sewa Naik

Sutomo merinci tarif sewa kios per Januari sampai Juni itu masih tarif lama Rp300.000 per bulan per kios. Setelah awal bulan Juli, untuk penyewa kedua (ambil alih sewa dari penyewa pertama) untuk sewa kios kuliner dikenakan tarif Rp1.500.000 per kios per bulan.

"Terus ditambah lagi jaminan Rp1.500.000. Terus ditambah lagi pemeliharaan kios, padahal dulu-dulunya itu nggak ada, Rp100.000 per bulan. Jadi kenaikannya Rp3.100.000, awal bulan Juli," ujarnya

Pedagang Ungkap Kronologi Kenaikan Tarif Kios hingga Angkat Kaki dari District Blok M

Sutomo menuding para pedagang kuliner yang viral belakangan ini sebagai pihak yang justru tidak pernah membayar kewajibannya, yakni biaya sewa. 

"Itu semua pedagang belum ada yang bayar. Ini cuma retorika ini sebenarnya. Masih bola liar. Jadi kami ini kena fitnah. Toko kami dirusak oleh pengusaha kuliner dan pengusaha kuliner itu dua bulan sama sekali gak bayar seperak pun. Listrik, tagihan sewa, bulanan sewa kepada MRT, itu sama sekali belum ada yang baya. Jadi mereka nakal sekali ngeplang dan memfitnah," ujarnya.

Sebelumnya, pedagang Mi Chang, Andre Mandor, mengungkap bahwa sejak Agustus lalu listrik kiosnya sempat dipadamkan karena masalah pembayaran yang tidak jelas antara koperasi dan MRT. Padahal, para pedagang mengaku rutin membayar sewa kios kepada Kopema sejak Januari hingga Mei.

"Lampu mati, kita punya freezer, showcase, bahan-bahan. Takut basi semua. Ternyata tagihan dari MRT belum pernah dibayar koperasi sejak bulan 1," kata Andre.

Situasi ini membuat sekitar 20 pedagang terpaksa angkat kaki secara serentak dari Blok M District. Mereka mengaku terjebak dalam situasi membayar ganda—uang sewa ke koperasi tidak disetor, sementara MRT tetap menagih pembayaran untuk menyalakan listrik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya