Soroti Kesenjangan Sosial, Jusuf Kalla: Orang Kaya dan Miskin Terbanyak Ada di Jakarta

Jusuf Kalla lantik dewan kehormatan dan pengurus PMI periode 2025-2030
Sumber :
  • ANTARA/Lifia Mawaddah Putri

Jakarta, VIVA – Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla atau JK menyoroti fenomena kesenjangan sosial warga Jakarta. Ia menilai Jakarta dihuni oleh bermacam-macam orang dengan tingkat status sosial yang beragam.

Pramono Ungkap Alasan KJP Plus Tak Cair Tiap Bulan

Jusuf Kalla mengatakan mulai dari orang terkaya, hingga tingkat ekonomi terendah berada di Jakarta.

Hal tersebut disampaikan Jusuf Kalla dalam sambutannya saat acara pelantikan Dewan Kehormatan dan Pengurus PMI DKI Jakarta periode 2025-2030 di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, Rabu, 10 September 2025.

JK soal Demo Besar: Perlu Ada Perubahan, Tingkatkan Kesejahteraan Rakyat!

Jusuf Kalla didampingi para pimpinan dan pengurus Palang Merah Indonesia (PMI)

Photo :
  • ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo

"Memang seperti dikatakan Pak Gubernur, di Jakarta ini orang terkaya di Indonesia ada di Jakarta. Dan mungkin juga orang miskin terbanyak," kata Jusuf Kalla.

Pramono Ingin Proyek Galian di Jakarta Tak Bikin Macet, Begini Caranya

Menurutnya, pemerintah daerah Jakarta harus menaruh atensi lebih guna mencegah dampak terburuk dari kesenjangan sosial itu. Ia menilai setiap warga negara hanya ingin hidup makmur dan damai.

"Variasinya banyak sekali. Maka dibutuhkan upaya lebih baik agar jangan terjadi macam-macam. Karena kalau terlalu banyak orang miskin, bisa menimbulkan masalah. Mereka hanya ingin hidup, bukan untuk makmur," kata dia.

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI itu menjelaskan PMI memiliki peran penting dalam membantu masyarakat. Ia mencontohkan seperti membantu korban bencana, warga yang membutuhkan donor darah, hingga kelompok miskin di perkotaan.

"PMI harus berjuang. Bukan hanya dalam batas-batas itu, harus bekerja untuk keselamatan dan kebaikan untuk kita semuanya," kata Jusuf Kalla.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengakui bahwa kesenjangan sosial menjadi tantangan besar bagi Jakarta.

Menurutnya, hampir semua indikator pembangunan Jakarta menunjukkan tren baik, kecuali Gini ratio atau disparitas.

"Persoalan di Jakarta, hampir semua indikatornya baik, kecuali satu, yaitu disparitas. Gini ratio-nya naik, dari 0,34 naik sedikit," katanya.

Di sisi lain, Pramono menegaskan sudah memberikan bantuan kepada warga yang tidak mampu secara bertahap. Salah satunya melalui program KJP, KJMU, hingga pemutihan ijazah.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di kawasan Blok M, Jakarta Selatan

Photo :
  • Yeni Lestari/VIVA

"Saya sudah minta kepada jajaran, jangan ada pengurangan untuk KJP, KJMU, pemutihan ijazah. Itu semua untuk warga yang memang tidak mampu," tegasnya.

Politikus senior PDIP itu menilai masalah terkait kesenjangan sosial di Jakarta harus segera diatasi. Sebab, pembangunan atau infrastruktur di Jakarta akan berjalan dengan sendirinya.

"Problem Jakarta itu bukan Sudirman, Thamrin, atau Gatot Subroto. Problem utamanya ada di gang-gang atau di tempat-tempat warga yang tidak beruntung," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya