Pertikaian Orangtua Gladiesta dan RS Hermina Galaxy Bekasi

Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Sumber :
  • Rintan Puspitasari/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Orangtua dan keluarga Gladiesta – bocah 4 tahun yang meninggal karena diduga kelalaian pihak Rumah Sakit Hermina Galaxy Bekasi – mengadu ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Keluarga yang didampingi kuasa hukum menyatakan ketidakpuasan terhadap pelayanan rumah sakit itu, yang berujung hilangnya nyawa anak semata wayang mereka, Gladiesta.

DBD Terus Meningkat, Ahli Sebut Vaksinasi Berdampak Signifikan Tekan Jumlah Kasus

"Jadi kita melihat penanganan, semenjak korban masuk hingga akhirnya pihak RS menyatakan tidak sanggup, kita menyoroti mereka kurang hati-hati menangani pasien," kata Erik kuasa hukum keluarga di KPAI, Jakarta, Senin, 28 November 2016.

Menurut Erik, salah satu kelalaian RS Hermina Galaxy Bekasi lama memberikan infus kepada korban. Padahal korban positif menderita demam berdarah dan pembuluh darah arteri sudah rusak. Kemudian rumah sakit itu juga tidak melakukan foto rontgen kepada pasien. Kedua prosedur itu, lanjutnya, lazimnya dilakukan oleh rumah sakit dalam menangani pasien demam berdarah.

Dinkes Jakarta Siap Lakukan Pelepasan Nyamuk Wolbachia untuk Tekan Penyebaran DBD

"Padahal saat itu trombositnya (korban) lama untuk naik. Ketika dikonfirmasi ke pihak rumah sakit, mereka bilang itu hal yang biasa. Sementara ini pasien trombosit terus turun, harusnya lebih berhati-hati," kata Erik. 

Kronologi Kejadian

Perangi DBD dan Chikungunya dengan Berikan Edukasi dan Kesadaran pada Masyarakat

Tante korban, R, menceritakan bahwa korban mulai dirujuk dari sebuah klinik ke Rumah Sakit Hermina Galaxy Bekasi pada tanggal 5 Juli 2016 lalu. Korban sempat ditangani hingga tanggal 7 Juli 2016, atau kurang lebih dua hari, sebelum pihak rumah sakit menyatakan tidak sanggup menangani pasien dan kembali merujuknya ke Rumah Sakit Adam Tolib, Cibitung.

"Korban mulai kritis pada tanggal 7 dini hari itu, hingga akhirnya dirujuk ke Adam Tolib, setelah 14 jam dirawat, pasien akhirnya meninggalnya (di RS Adam Tolib)," kata R.

Menurutnya, kondisi korban terus mengalami penurunan sejak dirawat di RS Hermina Galaxy dan ada dokumen yang menyatakan hal yang dikeluarkan Rumah Sakit Adam Tolib.

"Kenapa hal itu tidak dilakukan sejak di RS Hermina ya. Kami dikorfirmasi, alasan mereka pasien tidak dimasukkan ke darurat dan fasilitas radiologi tidak stanby, belum lagi pasien dirawat di lantai dua, ruang radiologi di lantai satu. Terus ketika kondisi pasien memburuk jam 02 dini hari pada tanggal 7 Juli dan baru dipasang CVC jam 09 pagi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya