Logo ABC

Alasan Kerumunan, Termasuk Acara Keagamaan, Dihindari Sementara

Di awal penyebaran virus corona di Korea Selatan, sebuah kegiatan keagamaan di gereja menjadi sorotan karena banyak pesertanya yang kemudian positif terinfeksi.

Ketika acara tabligh akbar digelar di Malaysia beberapa pekan lalu, tidak seorang pun yang mempertanyakan apakah harus tetap dilaksanakan.

Padahal sejumlah pertemuan massal keagamaan, telah menyebabkan banyak anggota Gereja Yesus Shincheonji di Korea Selatan terinfeksi virus corona.

Menurut laporan ABC, kegiatan tabligh akbar berlangsung selama empat hari. Ribuan peserta makan, tidur dan beribadah secara berjamaah.

Pada subuh hari, mereka salat di dalam masjid. Pada malam hari banyak yang tidur di tenda di luar.

Selama beberapa hari di akhir Februari, diperkirakan 16.000 jamaah berkumpul di Masjid Jami di Seri Petaling, salah satu masjid tertua di Kuala Lumpur.

Sebagian besar peserta berasal dari Malaysia, namun diperkirakan sekitar 1.500 datang dari seluruh dunia, termasuk Australia, Singapura, Indonesia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Brunei, dan Filipina.

Pada 1 Maret, mulai muncul kabar buruk, ketika seorang pria berusia 53 tahun dari Brunei mengalami gejala COVID-19 sepulang dari sana.

Beberapa hari kemudian lima warga Brunei lainnya juga terinfeksi. Akibatnya, pemerintah Brunei mencoba melacak 90 warganya yang telah menghadiri acara Tabligh Akbar.