Tahanan Terduga Teroris Meninggal di RS Polri, Ini Penyebabnya

Ilustrasi meninggal dunia.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Bagus Kurniawan (26), terduga teroris yang merupakan tahanan Rumah Tahanan Cabang Rutan Mako Brimob Cikeas, Jawa Barat, meninggal dunia. Bagus diketahui menghembuskan nafas terakhir pada Selasa, 2 Juni di Rumah Sakit Polri TK I R Said Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur.

Autopsi Bocah 8 Tahun Tewas Mengenaskan di Penjaringan Terungkap, Luka di Kepala hingga Tulang Iga Bikin Merinding

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Awi Setiyono mengatakan bahwa sebelum Bagus meninggal, ia lebih dulu mengeluh meriang, mual dan muntah pada Senin, 1 Juni sekitar pukul 10.21 WIB.

Tak lama kemudian, Bagus langsung diberikan pertolongan pertama oleh tim medis yang berada di tahanan.

31 Polisi Alami Luka Ringan hingga Operasi usai Demo 28 Agustus

Lalu, pada pukul 10.31 WIB tahanan dibawa ke ruang medis Blok A yang didampingi langsung oleh salah satu petugas kepolisian untuk diperiksa tim medis.

Dari hasil pemeriksan kesehatan terhadap Bagus, didapatkan tekanan darah 110/70, suhu badan 36 derajat, nadi 120x per-menit dan diberikan obat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh korban.

RS Polri Laporkan Tak Ada Polisi Meninggal usai Aksi 28 Agustus

"Pada pukul 10.45 WIB dari hasil pemeriksaan tim medis berkonsultasi dengan dokter untuk tahanan Bagus agar dirujuk ke RS Polri Kramat Jati. Kemudian pada pukul 11.20 WIB, Bagus dibawa ke RS Polri Kramat Jati dengan dikawal oleh tim medis anggota Brimob dan tim piket," ujar Awi kepada wartawan, Minggu, 7 Juni 2020.

Saat tiba di rumah sakit sekitar pukul 12.12 WIB, Bagus langsung dibawa ke Ruang IGD untuk segera diberikan tindakan medis. Tak lama kemudian, Bagus pun langsung ditempatkan di ruang perawatan. Namun, pada Selasa, 2 Juni, sekitar pukul 12.33 WIB, Bagus pun menghembuskan nafas terakhir.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter pada saat masuk ke rumah sakit, Bagus memiliki tekanan darah 120/70, nadi 103, RR 20, suhu 38,3 derajat. Dari hasil rontgen dada, terlihat adanya cairan di pleura kanan dan langsung mendapat terapi sesuai klinis.

Lalu, sebelum meninggal dunia dalam keadaan panas tinggi mendadak. Bagus terlihat sesak nafas dan penurunan kesadaran, sehingga dilakukan pertolongan pertama. Namun, saat itu tidak adanya perbaikan atau perubahan.

"Pasien meninggal dengan diagnosa pihak rumah sakit yaitu prolong fever, sepsis susp, meningitis, efusi pleura. Penyebab kematian pasti disarankan untuk pemeriksaan dalam atau autopsi," ujar Awi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya