Bupati Manggarai Bebaskan Kakak Beradik yang Dipasung
- VIVA/Jo Kenaru
VIVA – Bupati Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT) Herybertus G.L Nabit dan Wakil Bupati Heribertus Ngabut mengunjungi kakak beradik yang dipasung karena disebut menderita gangguan jiwa di Muwur Desa Wae Mantang, Kecamatan Rahong Utara, Kamis 19 Agustus 2021.
Tidak saja datang melihat, Bupati dan Wakil Bupati Manggarai langsung melepaskan dua ODGJ yang sudah lama dipasung itu yakni Siprianus Judin (45) dan adiknya Donatus Dasor (43). Di keluarga ini ada tiga orang menderita gangguan jiwa termasuk Brigita Gumbul istri dari Siprianus Judin.
Tiga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tersebut kemudian dibawa ke panti sakit jiwa Renceng Mose Ruteng.
Derita tiga ODGJ ini viral setelah diberitakan sejumlah media yang tergabung dalam Persatuan Jurnalis Manggarai (PJM).
Kepada awak media, Bupati Manggarai menyampaikan rasa terima kasih karena telah mengangkat masalah ini dalam pemberitaan.
"Terima kasih untuk teman-teman media yang mengangkat persoalan ini pertama kali beberapa hari yang lalu," tuturnya.
Bupati Herybertus Nabit menjelaskan, sebelum mengunjungi keluarga ODGJ ini, dia bersama Wabup Heribertus Ngabut berunding lalu memutuskan untuk menjemput para ODGJ ini untuk dirawat di klinik sakit jiwa Renceng Mose Ruteng.
"Kita sudah berkomunikasi dengan pihak Renceng Mose dan pihak Renceng Mose bersedia karena memang masih ada ruang untuk perawatan dan penanganan di sana, itulah kenapa kemudian kita sama-sama ke Muwur, membongkar pasung dan membawa ketiga OGDJ ini ke Renceng Mose," kata Herybertus Nabit.
"Biaya seluruhnya ditanggung oleh pemerintah," tambahnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa mulai tahun ini, Pemkab Manggarai mulai mengalokasikan anggaran khusus untuk penanganan ODGJ.
Terpisah, Direktur Klinik Jiwa Renceng Mose, dr Ronal Susilo menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada pemerintah karena tidak membiarkan Panti Renceng Mose berjalan sendiri. Selain itu, dirinya juga menjelaskan tahap penanganan pasien-pasien ini.
"Pasien-pasien ini kami jemput lalu kami antar ke Renceng Mose. Selanjutnya untuk urusan teknis, biar kami yang merawat mereka. Tapi untuk mereka yang baru masuk ini tidak langsung dirawat bersama, tetapi ada ruangan isolasi khusus. Setelah satu minggu, nanti baru dirawat gabung. Agar adaptasinya bisa berjalan dengan baik," kata Ronal.