RSLI Surabaya Temukan Pasien COVID-19 dengan CT 1,8, Varian Baru?

Penanggung jawab RSLI Surabaya Laksamana Pertama dr Ahmad Samsulhadi.
Sumber :
  • RSLI Surabaya

VIVA – Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya, Jawa Timur, menemukan ada satu pasien positif COVID-19 dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) dengan CT 1,8. Terbilang aneh, tim dari RSLI pun mengirim sampel pasien dimaksud ke Kemenkes RI untuk diteliti, apakah itu termasuk varian baru atau bukan.

3 WNI Overstay Merampok di Jepang, DPR: Kita Gagal Total sebagai Negara dalam Melindungi Warga

Penanggungjawab RSLI Surabaya Laksamana Pertama dr Ahmad Samsulhadi, MARS, menjelaskan, pasien dengan CT value ekstrem itu adalah satu dari total 149 PMI yang kini ditangani di RSLI Surabaya. Karena PMI maka kewaspadaan pun dilakukan untuk mencegah masuknya varian baru dari negara lain.  

"Karena kami menemukan nilai CT value 1,8 pada satu pasien, sampai saya tanya dan konfirmasi ke dr. Fauqa, ini nilai CT valuenya 1,8 atau 18? Mohon swab PCR-nya diulang, karena pasien ini sudah dirawat 12 hari," kata Samsulhadi dalam keterangan tertulis dikutip VIVA, Kamis, 9 September 2021.

PMI Wafat di Korea Selatan, Pemerintah Bawa Pulang Jenazah dan Beri Santunan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Ada juga beberapa pasien PMI yang kendati sudah dirawat 10 hari tapi CT valuenya juga rendah, yakni di bawah angka 15. Menurut Samsulhadi, itu fenomena baru dan belum ditemukan pada pasien-pasien yang dirawat sebelumnya di RSLI.

Sementara itu, dokter spesialis Patologi Klinis sekaligus Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP) RSLI, Fauqa Arinil Aulia, menyebutkan pihaknya sering menemui fenomena CT value ekstrem hingga di bawah angka 5.

11 Jemaah Haji di Debarkasi Surabaya Diduga Terpapar Covid-19

"Padahal teorinya, pada varian lain, progresnya baik, CT value naik. Bahkan hari ke-13 sudah negatif. Sedangkan sekarang ini kok malah kebalikannya, minggu kedua seperti mulai kembali terserang, dengan indikasi nilai CT value yang masih rendah, di bawah 25 bahkan di bawah 5," ujar Fauqa.

Fauqa mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil Whole Genome Sequencing (WGS), untuk mengetahui secara pasti apa yang sebenarnya terjadi pada pasien-pasien dengan CT value rendah tersebut. Pihaknya terus memonitor pasien dengan CT value rendah, apakah varian baru atau tidak dengan mengirimkan 78 sampel.

Fauqa juga memperhatikan adanya varian MU yang termasuk Varian of Interest (VoI) yang saat ini sudah melanda 39 negara. "Tapi terhadap varian MU ini kita tidak perlu khawatir. Sebagai VoI sifatnya tidak berubah dari gejala klinis, perkembangan di penyakitnya, dan juga terapinya masih sama. Yang perlu kita waspadai adalah Varian of Concert (VoC), dan Varian of High Consequence (VoHC) yang sekarang memang belum ada," katanya.


 

Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Asep Guntur Rahayu

KPK Juga Selidiki Pengadaan Kuota Internet Gratis di Kemendikbudristek Era Nadiem

KPK menyatakan penyelidikan pengadaan kuota internet gratis menjadi bagian penyelidikan dugaan korupsi terkait Google Cloud di Kemendikbudristek.

img_title
VIVA.co.id
25 Juli 2025