Cerita Mistis AKBP Patria Yuda Tembus Rimba Perawan Kerinci Cari Rombongan Kapolda Jambi
- FB
Membawa peralatan seadanya seperti parang untuk menebas semak dan juga bekal makanan dan stok bantuan untuk para korban.
Setelah lebih dari separuh perjalanan, ternyata tak semua kuat mendaki dan menurun dalam kondisi cuaca yang sangat dingin. Sekitar pukul 02.00 dini hari, tiga orang dari rombongan mengalami masalah. Kakinya keram, tak bisa digerakkan dan tak bisa melanjutkan perjalanan.Â
Misi tetap dilanjutkan dengan 9 orang yang tersisa, termasuk AKPB Patria Yuda, tetap melanjutkan perjalanan. Melihat dari peta digital ternyata malam itu perjalanan masih cukup jauh melewati bukit dan pegunungan.Â
Rombongan yang dipimpin Kapolres Kerinci itu sempat tersesat karena titik kordinat yang dituju berubah, hingga harus berputar kembali dan menuju titik koordinat yang di pastikan dimana lokasi jatuhnya Helikopter rombongan Kapolda Jambi.Â
Berjalan tanpa henti, 9 orang ini pun sekira pukul 04:00 subuh semakin mendekati koordinat. Pada Senin pagi sekira pukul 10:00 pagi, Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Pol Mulia Prianto mengumumkan bahwa rombongan tim evakuasi jalur darat yang dipimpin Kapolres Kerinci ini telah sampai di lokasi, bertemu Kapolda Jambi dan rombongan.Â
Benar saja, sampai di lokasi tim inilah yang menjadi penolong pertama bagi 8 korban kecelakaan itu. Helikopter belum juga melakukan evakuasi karena kabut awan semakin tebal.Â
Sempat beberapa kali upaya dilakukan sejak hari pertama kejadian namun gagal karena kondisi cuaca yang tidak baik. Evakuasi pertama pada hari kedua insiden, itupun baru bisa mengantar selimut, makanan, powerbank dan minuman dari ketinggian di atas 5 ribu kaki. Kemudian siang hari saat menurunkan dua dokter dan 4 personil dari Brimob dan Basarnas.Â
Sisanya, heli hanya bisa berputar-putar di udara, mendekat lalu putar balik lagi. Medan sulit, cuaca juga tak bersahabat awan dan kabut tebal di sekitar lokasi. Heli SAR kembali ke posko menunggu waktu yang tepat untuk evakuasi.Â
Sempat menjadi tanda tanya kenapa cuaca selalu berubah-ubah saat helikopter hendak melakukan evakuasi, tidak bisa menembus awan dan kabut. Kondisi ini membuat banyak pertanyaan yang muncul di posko SAR darurat di Jembatan Payung Desa Tamiai.