Sorgum Jadi Beras, Gerakan Local Champion Penjaga Pangan di Manggarai
- Jo Kenaru/Manggarai-NTT
Sorgum dapat diolah menjadi tepung dan aneka jenis kue. Tepung sorgum dapat digunakan sebagai pengganti terigu, terutama bagi konsumen yang alergi gluten.
"Pasca panen sorgum kita mengikuti pelatihan mengolah hasil panen sorgum menjadi produk kuliner. Beberapa hasil olahan dari sorgum yang sudah diproduksi antara lain tepung sorgum,sereal sorgum, cookies sorgum dan brownies sorgum," ulas Sefri.
Pengembangan sorgum oleh LC Desa Tal melewati beberapa tahapan kegiatan antara lain, mengkaji potensi serta masalah yang ada di desa dengan metode Focus Group Discussion (FGD), wawancara responden mulai dari tokoh adat,tokoh agama,tokoh pendidikan, orang muda, petani dan pemerintahan desa di mana perubahan iklim sebagai tema besarnya.
Kerawanan iklim ekstrem sudah pasti berdampak pada krisis pangan. Maka dari itu tawaran mengganti pangan lokal dengan sorgum menjadi penting.
"Kita menjadi agen perubahan untuk mengkomunikasikan tentang pangan lokal. Kita mengenalkan kembali pada keluarga kita masing-masing bahwa tidak saja makanan legendaris sorgum adalah makanan baik untuk keluarga. Sorgum menjadi beras adalah gerakan serius," tekan dia.
Kenapa sorgum?
Iklim yang semakin susah diprediksi ditambah harga beras melambung tinggi adalah tanda bahaya bidang pangan. Dalam keadaan yang serba pelik ini naka pilihannya harus bijak memilih sumber pangan.
Jika ditanya kenapa sorgum? Sorgum tahan panas meskipun tetap membutuhkan air. Menanam sorgum itu hemat biaya, sorgum tidak pakai pupuk dan tahan terhadap hama. Sorgum begitu istimewa, satu kali tanam untuk dua atau bahkan 3 kali panen.Â
Deretan pertanyaan tentang sorgum mungkin akan banyak tapi LC Momang Lino meringkasnya dengan testimoni.
"Sorgum ini irit biaya. Tak perlu pupuk. Di awal uang untuk beli benih dan ongkos kerja. Bagusnya lagi sekali tanam untuk dua kali panen. Selesai panen pertama batang sorgum diremajakan begitu hujan turun tumbuh tunas baru tungu 2 bulan lebih sudah bisa panen lagi," ujar Sefri.
Sorgum memiliki nilai ekonomi sebab harga sorgum di pasaran lebih tinggi dari beras. Sekilo sorgum dibanderol dengan harga Rp 20.000 sedangkan beras super paling banter Rp16 ribu per kilo.