BKKBN Targetkan Penurunan Stunting dan Unmet Need di 2024
- Istimewa
Best Practice Penurunan Stunting
Pada acara yang sama, Walikota Semarang, Ir. Hj. Hevearita G. Rahayu, M.Sos, dalam sambutannya mengklaim bahwa Semarang telah berhasil menurunkan angka stunting di bawah 10%.
“Alhamdulillah, penurunan angka stunting kelihatan nyata di kota Semarang. Kami juga berharap nantinya dengan program yang ada di Semarang bisa menjadikan stunting turun terus menerus, turun secara signifikan,” ujar Hevearita.
Optimisme walikota lantaran didukung sebuah program bernama “Rumah Pelita”. Ini merupakan program tempat atau ‘daycare’ penitipan khusus anak stunting. “Ternyata program ini bisa menurunkan hampir 60% kasus stunting di Kota Semarang,” teerang Hevearita.
Ia berharap program daycare akan terus bertambah. Tidak hanya untuk anak stunting, tetapi juga anak-anak yang berisiko stunting. Ia juga berharap eliminasi penyakit TB (tuberkulosis) di Semarang pada tahun 2028 yang juga bisa berpengaruh terhadap penurunan stunting.
Acara Konsolidasi ini merupakan ajang evaluasi dan konsolidasi pelaksanaan dukungan manajemen program yang akan dicapai pada tahun 2024. Acara ini dihadiri Direktur Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Evaluasi RB Akuntabilitas Pengawasan III Kementerian PAN-RB; Direktorat KPAPO, Kementerian PPN/Bappenas; Sekretaris Utama BKKBN; para Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama BKKBN di Lingkup Sekretariat Utama BKKBN Pusat.
Juga hadir Kepala Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah; Tim Kerja Perencanaan dan Kinerja (LAKIP dan DAK) Provinsi; Tim Kerja Umum (Pengelola Arsip) Provinsi; para Pejabat Administrator, Pejabat Fungsional, dan Pelaksana di Lingkup Sekretariat Utama BKKBN Pusat.
