Ahli: Susu Menyebabkan Kegemukan Itu Tidak Benar!

Ilustrasi susu.
Sumber :
  • Pixabay/manolofranco

Bogor, VIVA – Susu menyediakan gizi esensial yang dibutuhkan tubuh. Bahkan, susu disebut-sebut sebagai salah satu solusi atas tantangan gizi di Indonesia. Topik tersebut mengemuka saat perayaan Hari Susu Sedunia yang juga diperingati sebagai Hari Susu Nusantara. 

Masya Allah, Anjuran Minum Susu Ternyata Sudah Ada Dalam Alquran

Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, FEMA IPB, Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS., mengungkapkan, susu bahkan bermanfaat bagi ibu hamil. Untuk itu, Prof Hardinsyah menyarankan wanita untuk mengonsumsi susu jauh dari sebelum kehamilan. Memang, apa saja manfaatnya? Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!

“Ibu hamil yang minum susu 1-2 gelas mulai trimester kedua, lebih bagus lagi dari sebelum kehamilan, setiap hari atau paling gak 5 kali seminggu, itu bisa mencegah stunting, nanti bayi dilahirkan. Artinya panjang badan lahir di atas 48 cm, lebih baik lagi 52 cm,” ungkap Prof Hardinsyah di acara Goes to Campus Perayaan Hari Susu Sedunia Bersama Frisian Flag Indonesia (FFI), di IPB Kampus Dramaga, Bogor. 

Hari Susu Sedunia: Sumber Protein Hewani yang Tingkat Konsumsinya Masih Rendah di Indonesia

Lebih dari itu, Prof Hardinsyah menjelaskan, susu juga berperan dalam mengatur komposisi tubuh. Jadi menurutnya, sangat tidak benar jika ada anggapan susu bisa menyebabkan kegemukan. Kecuali, jika susunya ditambahkan dengan banyak gula. 

Dampak Buruk Bayi Bibir Sumbing Tak Ditangani Tepat Waktu, Padahal Operasinya Gratis

“Susu bisa berperan juga mengatur komposisi tubuh. Jadi bohong besar kalau minum susu, kecuali susunya bergula banyak, akan menyebabkan kegemukan. Itu gak bener. Bahkan kalau minum susu ditambah beraktivitas kita, itu akan bagus karena ototnya lebih banyak,” jelasnya. 

“Sekarang banyak remaja-remaja ingin, meski tidak sixpack tapi tampak lebih berotot dan itu adalah investasi jangka panjang supaya tidak gampang jatuh di hari tua. Karena kalau jatuh, patah tulang, 70 persennya pasti cepat meninggal dunia. Jadi, itu investasi di hari tua. Itu investasi salah satunya dari konsumsi susu,” sambungnya. 

Perkembangan otak yang berhubungan dengan fungsi kognitif juga bisa didapat jika rutin mengonsumsi susu. Manfaat ini sangat penting terutama bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan dan butuh fokus yang tinggi untuk belajar. 

“Kemudian, kalau kita bicara pertumbuhan pasti ada perkembangan. Salah satu perkembangan adalah perkembangan otak, fungsi kognitif, cara mengingat, cara kita berkonsentrasi, cara mengambil keputusan. Anak yang diberi susu dan tanpa susu, kemampuan memecahkan masalah kompleks itu skornya lebih tinggi dibanding tidak mengonsumsi susu,” ungkapnya. 

“Kemudian imunitas. Satu jam setelah kita olahraga beban, meningkatkan protein yang paling mudah me-recovery adalah susu. Cepat sekali memulihkan. Ketika kita olahraga, kalau pagi berarti setengah jam setelah itu perlu mengonsumsinya (susu), kemudian 1-2 jam sebelum tidur,” imbuhnya. 

Nah, bagi usia remaja, Prof Hardinsyah menyarankan untuk mengonsumsi susu yang diperkaya dengan zat besi. Sebab menurutnya, hampir 40 persen remaja wanita kerap mengalami anemia, yang satu satunya disebabkan karena menstruasi. 

“Salah satunya bisa disebabkan kurang asam folat, kurang zat besi atau vitamin B kompleks. Nah, B kompleks ini ada di susu. Jadi susu bisa ditambahkan, kalau merasa gampang lelah, pucat. Terutama wanita ada tamu bulanannya, jadi perempuan harusnya memerhatikan di samping vitamin D yang ada di susu, tapi juga yang ada zat besinya. Lebih baik lagi jika mencapai 5-10 persen kandungan di sana (susu) dari kebutuhan zat besinya,” beber Prof Hardinsyah.

Mewujudkan Peternakan Sapi Perah Modern dan Berkelanjutan

Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, tak lupa mengajak generasi muda agar bersemangat menjadi bagian dari solusi kemandirian Indonesia memasok susu segar di masa depan. 

“Frisian Flag sangat percaya bahwa anak muda punya peran yang besar dalam mendorong transformasi peternakan sapi perah modern dan berkelanjutan. Kami punya sejarah panjang dalam bekerjasama dengan peternak hingga berinovasi menghasilkan produk-produk susu berkualitas mulai dari hulu ke hilir atau istilah kami Grass to Glass,” pungkasnya di acara yang sama. 

FFI sendiri menempatkan kualitas produk susu sebagai hal utama mengacu pada Standar Nasional Indonesia/SNI. Hal ini mendorong mereka untuk terlibat langsung meningkatkan produktivitas susu segar dari peternak lokal. 

Andrew lebih lanjut menjelaskan, FFI telah menjalankan Program Dairy Development (DD) lebih dari 30 tahun, dengan misi meningkatkan produksi susu sapi segar berkualitas melalui kemitraannya dengan koperasi.

“Melalui DD, FFI telah mendampingi dan memperkuat kapasitas puluhan ribu peternak sapi perah lokal. Khusus untuk pemberdayaan peternak muda, DD menggelar Young Progressive Farmer Academy (YPFA) untuk tata kelola peternakan yang modern dan berkelanjutan,” tutup Andrew F Saputro. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya