Dampak Buruk Bayi Bibir Sumbing Tak Ditangani Tepat Waktu, Padahal Operasinya Gratis
- Rahmat Zeena | Vivanews
Jakarta, VIVA – Bibir sumbing adalah kondisi bawaan lahir yang terjadi ketika bibir atau langit-langit mulut bayi tidak terbentuk dengan sempurna selama kehamilan. Kondisi ini bukan sekadar masalah kosmetik, karena dapat menimbulkan kesulitan dalam makan, bernapas, mendengar, dan berbicara.
Di seluruh dunia, setiap tiga menit lahir satu bayi dengan bibir sumbing. Anak-anak dengan kondisi ini sering kali mengalami diskriminasi sosial, seperti di-bully atau dikucilkan di beberapa negara. Lalu, apa yang harus dilakukan? Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!
Ketua Dewan Medis Smile Train Asia Tenggara, Mayor Jenderal TNI (Purn.) dr. Budiman, Sp.BP- RE(K)., MARS., MH., menjelaskan, penanganan bibir sumbing harus dilakukan dengan jalan operasi. Sebab, jika tidak dioperasi tepat waktu, akan mengganggu penampilan hingga fungsi bibir. Terlebih pada bayi, dia akan mengalami kesulitan mengisap atau mengonsumsi makanan, padahal sangat penting bagi bayi untuk bisa mengisap atau menyedot.
“Nah, itu dari segi bibirnya. Kalau dari segi langit-langitnya, lebih parah lagi. Karena bibirnya tidak bisa menutup sempurna, langit-langitnya pun tidak bisa untuk mengisap. Kalau dia makan akan tersedak ke atas,” ujar dr Budiman dalam sesi bincang-bincang Smile Train in Southeast Asia: Creating Smiles Through Safe & Quality Cleft Surgeries di Jakarta.
Kondisi tersebut menurut dr Budiman, akan berlanjut menyebabkan gangguan, termasuk perkembangan anak dari segi berat badan, yang akan berujung stunting yang lebih parah, karena kurang asupan makanan. Tidak hanya itu, anak juga akan mengalami gangguan psikologi.
“Perkembangan mentalnya juga akan terganggu. Kalau anak-anak usia prasekolah, dia akan dikomentari (dibully) kawan-kawannya. Nah, dia akan sangat-sangat tertekan. Orangtua juga kadang-kadang ada perasaan sedih. Ada perasaan bersalah. Ada perasaan mengerikan,” bebernya.
Kapan anak bibir sumbing bisa dioperasi?
Menurut dokter Budiman, syarat pertama bayi bisa menjalani operasi bibir sumbing adalah memiliki berat badan normal yaitu sekitar 4,5 atau 5 Kg dan berusia minimal 10 minggu.
“Karena anak bibir sumbing cenderung anemia, kita harus melihat kadar hemoglobinnya juga. Itu tidak boleh kurang dari 10 g/dL. Kemudian dia sedang sehat, tidak sedang terinfeksi, dilihat dari kadar leukosit (sel darah putih). Apabila sedang infeksi, kadarnya lebih dari 10 ribu sel per mikroliter darah. Itu juga harus diperbaiki dulu,” ungkapnya.
Operasi Bibir Sumbing Gratis
Smile Train bekerja sama dengan tenaga medis lokal di berbagai komunitas mensponsori perawatan bibir sumbing bagi pasien di daerahnya masing-masing. Di mana operasi bibir sumbing di sini tidak dikenakan biaya alias gratis. Di Smile Train, pasien dapat menerima perawatan sepanjang tahun, sehingga setiap orang bisa mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
“Kontribusi kami di Indonesia sudah berlangsung lebih dari dua dekade. Bahkan, tahun lalu operasi ke-2 juta kami diberikan kepada seorang anak dengan bibir sumbing dari Sumatera Selatan. Kini kami dengan bangga mengumumkan kesiapan kami mencapai 125 ribu operasi bibir sumbing di Indonesia atau 7.000 operasi per tahun,” tambah Mamta Caroll, Senior Vice President dan Regional Director untuk Asia.
Untuk menjangkau pasien di seluruh Indonesia, Smile Train menjalin kemitraan dengan rumah sakit besar, termasuk rumah sakit pemerintah yang fokus pada anak. Rumah sakit-rumah sakit ini juga berperan melatih tenaga medis di luar kota besar dalam melakukan operasi dan perawatan terkait bibir sumbing.