Prabowo Bakal ke Luar Negeri Setengah Bulan, Pakar Intelijen Minta TNI-Polri Waspada
- Setkab
Jakarta, VIVA – Pakar Intelijen dan Keamanan dari Universitas Indonesia (UI), Stanislaus Riyanta, mengingatkan jajaran TNI-Polri untuk mewaspadai pihak-pihak yang akan ‘bermain’ selama Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan ke luar negeri selama setengah bulan pada November ini.
Stanislaus mengatakan jangan ada pihak-pihak yang mencoba mengganggu posisi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka selama Presiden Prabowo berada di luar negeri. Hal ini guna menjaga stabilitas politik dan keamanan di dalam negeri.
Presiden Prabowo Subianto saat memberikan pengarahan dalam Retret Kabinet Merah Putih di Akademi Militer (Akmil), Kota Magelang, Jawa Tengah, Jumat, 25 Oktober 2024.
- ANTARA
Menurutnya, marwah Gibran sebagai pemimpin harus tetap dihormati dan dijaga dari pihak-pihak yang mencoba mendelegitimasi atau merongrong kepemimpinan Gibran sebagai wapres yang menjalankan tugas-tugas presiden.
“Kalau pas Prabowo luar negeri kemudian sementara Gibran sebagai pelaksana tugas-tugas presiden itu kan sudah sesuai konstitusi aturannya memang seperti, dari dulu seperti itu. Terkait adanya gerakan-gerakan siapapun yang sudah terpilih yang dilantik secara konstitusi itu harus kita hormati dan kita jaga,” tegas Stanislaus, Senin, 4 November 2024.
Stanislaus menilai, pihak-pihak yang masih tidak menerima atau tidak suka terhadap Gibran sebagai pemimpin merupakan bentuk ketidakdewasaan dalam berpolitik dan bernegara.
Meskipun ia menyebut kritik maupun ketidakpuasan terhadap pemerintah dianggap wajar, namun hal tersebut bisa disampaikan melalui mekanisme yang ada dengan cara sopan dan bertanggung jawab.
“Misalnya ada kritik atau saran atau ketidakpuasan, kan ada mekanismenya. Walaupun kita harus menghargai kritik maupun pendapat, tetapi siapapun juga pemimpin Indonesia harus tetap dijaga dan dilindungi,” ucapnya.
Dikatakan Stanislaus, menyampaikan kritik ataupun gagasan sah-sah saja di negara demokrasi, namun jangan sampai melampaui batas dengan mengganggu ketertiban umum atau bahkan mengganggu keselamatan pemimpin negara.
“Saya yakin intelijen dan aparat keamanan sudah bekerja. Ada protokol tetap untuk menjaga pimpinan negara, dan pasti sudah termonitor serta terdeteksi potensi-potensi ancaman yang akan terjadi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Stanislaus yakin aparat keamanan dan intelijen sudah bekerja memantau situasi keamanan negara, termasuk para pemimpinnya. Jika ada pihak-pihak yang berpotensi membuat kegaduhan, aparat keamanan pasti akan bertindak.
Stanislaus menilai Prabowo–Gibran telah memulai pemerintahannya dengan sangat baik, sehingga ia meminta aparat keamanan dan intelijen tetap waspada menjaga kondisi tersebut dari berbagai ancaman yang dapat mengganggu roda pemerintahan ke depan.