Pengakuan Saut Situmorang Pernah Bersitegang dengan Jaksa soal Penanganan Kasus

Mantan Pimpinan KPK, Saut Situmorang
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Eks komisioner KPK Thony Saut Sitomorang termasuk salah satu orang yang sangat kritis terhadap kejaksaan dan mengaku kerap bersitegang dengan korps Adhyaksa. Setidaknya, ini terlihat dalam Dialog Publik: UU Kejaksaan antara kewenangan dan keadilan masyarakat yang digelar di Hotel Horison Kamis 23 Januari 2025.

KPK Perdalam Kejelasan Status Mobil B.J. Habibie Dijual ke Ridwan Kamil

’’Beberapa kali dia (Kejaksaan, Red) meminta biar kami saja yang menangani,’’ kata Saut dalam acara itu. ’’Gue langsung bilang tidak bisa. Enak saja, kita yang OTT, tapi dia (tersangka dan perkara, Red) yang dibawa ke sana. Nanti di sana gimana gitu,’’ tambahnya.

Mantan Komisioner KPK, Saut Situmorang.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
KPK dan Jampidsus Siap Koordinasi Jika Butuh Keterangan Nadiem Makarim

Meski demikian, Saut tidak menjelaskan secara gamblang apa saja perkara yang berusaha ditarik oleh pihak kejaksaan. Juga tidak menjelaskan apa maksud dengan pernyataannya yang “gimana gitu”, apakah itu berarti nanti penanganannya tidak profesional atau seperti bagaimana. 

Namun, Saut juga mengatakan bahwa selalu ada hambatan ketika yang tersangkut perkara adalah korps Adhyaksa. ’’Kita (KPK pada zamannya, Red) kalau menangkap jaksa itu selalu ada problem loh,’’ paparnya, tanpa menguraikan lebih lanjut apa problem yang dimaksud. 

Nadiem jadi Tersangka Kejagung, KPK Bakal Koordinasi dengan Jampidsus

Menurutnya, KPK pernah berpikir untuk mendidik pegawainya sendiri menjadi penuntut KPK. ’’Karena semua penuntut KPK dari kejaksaan. Waktu itu, kami sudah berpikir bahwa ada potensi konflik kepentingan yang besar di sini,’’ ucapnya.

Rencananya, KPK akan mengirimkan misalnya sepuluh pegawai untuk kemudian dididik di kejaksaan, sehingga mempunyai kualifikasi sebagai penuntut yang kompeten. ’’Rencananya seperti itu, sehingga KPK mempunyai penuntut sendiri,’’ terangnya. Namun, rencana tersebut tak pernah terealisir, dan semua penuntut KPK berasal dari kejaksaan.

Sementara itu, pakar hukum UGM Zainal Arifin Mochtar dalam acara yang sama juga mempertanyakan soal independensi jaksa. Selama ini, independensi jaksa banyak dipertanyakan. Apalagi, penentuan Jaksa Agung kerap karena mengakomodasi kepentingan politik.

Juru Bicara KPK Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK

Mercy BJ Habibie yang Dibeli Belum Lunas Ridwan Kamil Disita KPK

Ridwan Kamil membeli mobil mercy milik BJ Habibie senilai Rp 2,6 miliar dan baru dibayar Rp 1,3 miliar.

img_title
VIVA.co.id
5 September 2025