Banjar Kalsel Dikepung Banjir, Perekonomian Warga Lumpuh hingga Bantuan Logistik Terbatas
- VIVA.co.id/Muhammad Faidurrahman (Kalsel)
Banjar, VIVA – Banjir melanda Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) selama tiga pekan terakhir. Banjir besar itu berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat.
Dampak banjir, 11 kecamatan dan 122 desa terendam. Pun, ada 23.022 rumah tergenang air dan 71.178 jiwa terdampak.
Akibat kondisi banjir, banyak warga Banjar tak bisa bekerja sehingga perekonomian mereka lumpuh.
Warga terdampak seperti yang tinggal di Kelurahan Murung Keraton, Martapura. Mereka terpaksa berhemat dengan memasak bubur dari bantuan beras yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Banjar.
Salah seorang warga setempat, Muhammad Rabbani mengatakan bantuan yang diterima masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga terdampak.
“Kami di sini mendapatkan 25 liter beras dan berapa kilo telur serta mie instan. Namun, di sini ada sekitar 350 warga untuk di Murung Masjid. Jadi, kami berinisiatif untuk dimasak bubur saja,” ujar Rabbani, Selasa 4 Februari 2025.
Penampakan banjir yang terjadi pada salah satu wilayah di Banjarmasin - Foto Istimewa
- VIVA.co.id/Muhammad Faidurrahman (Kalsel)
Dia menceritakan, setiap harinya bersama warga yang terdampak hanya bisa memasak bubur sebanyak 5 liter. Proses memasak dilakukan di posko dapur umum. Selanjutnya, bila makanan sudah siap makanan tersebut diumumkan melalui musala agar warga bisa mengambilnya sendiri.
“Kami masak bubur ini sehari hanya 5 liter. Jadi, setiap sore kami berkumpul di posko dapur umum. Dan, jika sudah masak kami umumkan di musala, agar warga bisa mengambil sendiri,” jelasnya.
Sementara, Lurah Murung Keraton, Johansah, mengatakan pihaknya sudah menerima bantuan berupa 10 karung beras, 10 dus mie instan, dan 10 rak telur. Bantuan itu sudah didistribusikan ke masing-masing RT.
“Untuk teknis di lapangan ada yang dibagikan logistiknya kepada warga, ada yang dimasak,” katanya.
Menurut Johansah, di wilayah tersebut ada 3.475 jiwa yang terdampak banjir dengan lebih dari 500 rumah terendam. Dengan kondisi banjir belum surut, warga berupaya bertahan di posko pengungsian.