Jelang Ramadan, Kemenag Gelar Ngaji Budaya untuk Dukung Indonesia Emas 2045

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rohkmad (Doc: Natania Longdong)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Jakarta, VIVA – Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Ngaji Budaya. Acara itu digelar untuk menyambut bulan suci Ramadan tahun 2025.

25 Calon Haji Dirawat Karena Gangguan Tulang dan Sendi, Ini Penyebabnya

Bertajuk “Deklarasi Istiqlal dalam Perspektif Budaya”, kegiatan ini mengajak mahasiswa, santri, penyuluh agama, dan masyarakat dari berbagai latar belakang untuk menerapkan nilai-nilai Deklarasi Istiqlal melalui pendekatan budaya sebagai bagian dari penguatan moderasi beragama.

Acara ini menghadirkan tiga narasumber utama yaitu akademisi dan filolog Oman Fathurrahman, budayawan dari Lesbumi NU Susi Luvaty, serta Koordinator Staf Khusus Menteri Agama Faried F Saenong.

Kemenag Tetapkan Hari Raya Idul Adha 2025 Jatuh pada 6 Juni

Ketiganya membahas hubungan Islam dan budaya dalam Deklarasi Istiqlal, yang menekankan pentingnya harmoni keduanya dalam membangun peradaban inklusif.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rohkmad (Doc: Natania Longdong)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong
Kemenag Gelar Sidang Isbat Penentuan 1 Zulhijah 1446 H Besok

Selain itu, forum ini juga mendorong pelestarian budaya Islam Nusantara serta membuka ruang dialog antara ulama, budayawan, dan masyarakat.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rohkmad mengatakan, pendekatan budaya dinilai sebagai salah satu instrumen yang efektif dalam membentuk dan mengubah masyarakat.

Menurutnya, seni dan budaya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat beragama di Indonesia, menciptakan harmoni antara nilai-nilai agama dan tradisi lokal.

Dalam berbagai kegiatan keagamaan, penggunaan unsur budaya seperti musik, tarian, dan sastra kerap mendapat sambutan positif dari masyarakat.

Tepuk tangan dan apresiasi terhadap seni adalah bukti bahwa manusia secara alami merespons keindahan dan pesan yang terkandung di dalamnya. Karenanya, dakwah melalui seni dan budaya dapat lebih mudah diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.

“Agama itu welcome terhadap budaya. Karena budaya itu salah satu instrumen paling efektif yang digunakan untuk mengubah masyarakat. Masyarakat akan menikmati sentuhan kebudayaan,” kata Abu Rohkmad saat konferensi pers di Gedung Kementerian Agama pada Rabu, 26 Februari 2025.

Abu menjelaskan pendekatan tersebut selaras dengan visi Indonesia Emas 2045, bahwa bangsa Indonesia diharapkan menjadi masyarakat yang maju, berdaya saing, serta tetap berakar pada nilai-nilai spiritual dan kebudayaan.

Melalui strategi dakwah berbasis budaya, Islam dapat membangun peradaban yang harmonis, inklusif, dan berorientasi pada kemajuan.

“Ngaji Budaya ini memberi pesan kuat untuk terus mendorong dan mendakwahkan Islam dengan cara berkebudayaan. Saya yakin dengan pendekatan kesenian, sastra, dan kebudayaan akan mengantarkan kita pada Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya