Nuzulul Quran Santri Hafidz di Bogor Jajan Takjil Pakai Hafalan Ayat
- VIVA.co.id/Muhammad AR (Bogor)
Bogor, VIVA – Malam Nuzulul Quran 17 Ramadhan merupakan malam penting bagi umat Islam. Di malam ini kitab Suci Alquran pertama kali diturunkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam melalui Malaikat Jibril di Gua Hira, Jabal Nur pada tahun 610 M.
Pun, diperingati oleh para santri di Pondok pesantren Aldepos Islamic Boarding School. Selain menghidupkan malam dengan membaca Alquran, para santri di hari itu turun ke masyarakat. Mereka mengajarkan beragam ilmu kepada anak-anak di sekitar pesantren.
"Ini adalah rangkaian dari kegiatan Ramadan, OSIS kami mengadakan kegiatan di Ramadan ini program student teaching, memberikan pembelajaran dari santri kepada anak sekitarnya memberikan pengajaran bahasa Inggris, science dan ilmu pengetahuan alam dan khususnya pengetahuan agama dan rangkaian hari ini adalah rangkaian Nuzulul Quran," ujar Achmad Anshar, Direktur Pendidikan Aldepos Islamic Boarding School, Senin 17 Maret 2025.
Kepala Sekolah Aji Mustopa dan Direktur Pendidikan Aldepos Islamic Boarding School, Achmad Anshar. VIVA/Muhammad AR
Menurut salah seorang santri yang memeriahkan Nuzulul Quran ini menuturkan, bahwa membagikan ilmu lebih banyak akan membuat ilmu lebih bermanfaat. Apalagi dengan cara menyenangkan dan tidak membosankan untuk anak seusiannya.
"Senang karena bisa lebih ingat apa lagi pulang dari mengaji bareng sama anak-anak di luar pesantren bisa lebih menghafal, terus waktu berbuka puasa sudah disediakan jajanan," ujar Muhamamd Daffa.
Biasanya para santri di sekolah ini berbelanja mengunakan kartu yang diisi saldo oleh orang tua mereka. Karena di sekolah ini santri tidak diperbolehkan membawa uang tunai. Namun di tanggal 17 bulan Ramadan ini para santri berbelanja tidak mempergunakannya.
Mereka bebas memilih jajanan sepeti Batagor, Bakso, minuman dan lainnya hanya mengunakan setoran hafalan ayat Alquran. Ya, bagi para santri tantangan hafalan ini hadiah yang menyenangkan. Mereka bisa makan sepuasnya seraya mengasah kemampuan mereka.
"Seru karena kami kan jarang jajan makanan di luar jadi sekolah sediakan makanan pedaganag yang dari luar tapi yang jualannya ustaz kami," ujar Santri putri Fika Sulistya.
Para santri pun mengantre dengan senang. Satu persatu mendatangi pedagang yang pedagangnya merupakan ustaz atau guru yang menunggu mereka. Mereka dites secara acak ayat maupun surat yang dibacakan.
"Memang ini challenge, kami menyediakan beberapa stan untuk dagangan siapa yang bisa menjawab kami akan berikan gratis," jelas Achmad.
Pondok pesantren Aldepos sendiri, lanjut Achmad, merupakan sekolah Hafidz Quran atau penghafal Alquran. Namun, pesantren ini juga mengembangkan bakat para santri yang memiliki potensi dibidang bahasa, science dan ilmu teknologi.
"Kami menghargai potensi apapun santri yang ada masuk ke Aldepos, mengembangkan potensi akademik maupun bidang lainnya," imbuhnya.