Pertemuan Prabowo-Megawati Dinilai Konsolidasi Tokoh Bangsa dalam Hadapi Badai Geopolitik
- Dok Sufmi Dasco Ahmad
Kebijakan seperti TKDN, kontrol ekspor Sumber Daya Alam (SDA), dan proteksi terhadap industri strategis nasional menjadi sasaran langsung retorika proteksionis AS. Dalam konteks inilah, pertemuan Prabowo-Megawati menjadi lebih dari sekadar simbol. Pertemuan ini adalah manuver politik strategis untuk memperkuat fondasi kebangsaan.
Sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati masih memegang pengaruh besar atas struktur politik dan birokrasi nasional, serta jejaring elite daerah. Dengan menjalin komunikasi dan kerja sama antara Presiden Prabowo dan Megawati, terbuka ruang konsolidasi lintas partai untuk memperkuat daya tahan ekonomi domestik, baik melalui penyusunan langkah respon atas kebijakan tarif AS, percepatan substitusi impor lewat hilirisasi, hingga revisi kebijakan perdagangan luar negeri yang lebih adaptif dan berdaulat.Â
"Langkah ini juga memperkuat legitimasi Presiden Prabowo di dalam maupun luar negeri. Dunia internasional mencermati bahwa Indonesia bersatu di bawah kepemimpinan sipil yang kuat, inklusif, dan berakar dalam prinsip demokrasi. Meskipun berasal dari spektrum politik berbeda, Prabowo dan Megawati menunjukkan bahwa kepentingan nasional berada di atas segala perbedaan," ujar Sekjen KOPI (Kolaborasi Patriot Indonesia).
Lebih lanjut, ia mengatakan, pertemuan Prabowo dan Megawati adalah cerminan bahwa Indonesia, dalam menghadapi badai geopolitik, memilih jalan persatuan. Ini bukan hanya gestur simbolik, tetapi bagian dari strategi membangun national unity in times of economic war.Â
Seperti Trump yang mengusung 'New Golden Era' untuk Amerika, maka inisiatif konsolidasi nasional ini bisa menjadi tonggak awal bagi lahirnya 'Zaman Kebangkitan Indonesia', sebuah era baru di mana kekuatan bangsa ditentukan bukan oleh siapa lawan politik kita, tetapi oleh seberapa kuat kita mampu bersatu di dalam.
"Pertemuan Prabowo-Megawati ini, sangat saya apresiasi setinggi-tingginya kepada Presiden Prabowo dan Megawati Soekarnoputri (Presiden RI ke-5) atas niat baik dan pada bulan baik ke-2 tokoh bangsa bisa bertemu," katanya.
