Gubernur Bali Tolak KB 2 Anak Demi Aktivitas Budaya, Persiapkan KB 4 Anak

Gubernur Bali Wayan Koster
Sumber :
  • VIVA.co.id/Maha Liarosh (Bali)

Bali, VIVA – Gubernur Wayan Koster tidak ingin budaya di Bali tergerus karena kurangnya penduduk. Maka pemerintah daerah lebih mendorong program keluarga berencana atau KB empat anak. Bukan KB 2 anak seperti yang dipahami.

Transjabodetabek Resmi Buka Rute Baru PIK 2-Blok M, Cek Jadwal dan Tarifnya

Gubernur Bali Wayan Koster menolak program keluarga berencana (KB) dua anak, karena dirinya lebih mendorong program KB empat anak oleh penduduk Bali demi keberlangsungan budaya.

Dalam Kongres Daerah XI IA ITB Pengda Bali di Denpasar, Minggu, Koster mengatakan keunggulan Bali dibandingkan dengan daerah lainnya adalah kebudayaannya, sehingga jika penduduk lokal, terutama masyarakat Hindu Bali yang menjalankan budaya, justru menipis maka budaya Bali akan hilang.

Kejagung Geledah Rumah Tersangka Kasus Korupsi Sritex di Solo dan Makassar, Ini Hasilnya

“Tidak ada yang mebanjar, tidak ada yang ngelawar, tidak ada Purnama-Tilem, tidak ada odalan, Galungan, Kuningan, Ngaben, berbagai aktivitas budaya akan terancam,” kata Wayan Koster, dikutip dari Antara.

Gubernur asal Buleleng itu menegaskan bahwa ia tidak menutup diri terhadap kehadiran pendatang yang mencari penghidupan di Bali, namun yang ditakuti tergerusnya penduduk lokal.

Kasus Korupsi Sritex, Kejagung Telah Periksa 55 Orang Saksi

“Di Bali bukan persoalan jumlah atau siapa yang datang ke Bali, tetapi siapa yang kita ajak untuk mengurus budaya,” ujarnya.

Saat ini, Pemprov Bali sendiri sedang berupaya mendorong program KB empat anak untuk penduduk lokal, mulai dari merancang insentif bagi pemilik nama nyoman dan ketut atau anak ketiga dan keempat.

Belum lama, Pemprov Bali juga membentuk tim kerja untuk percepatan pembangunan, dimana mendorong pertumbuhan penduduk menjadi salah satu program penting yang dibuatkan tim khusus.

“Saya sedang bekerja keras untuk memproteksi budaya Bali ini, kalau tidak bahaya, Bali ini keunggulannya cuma satu, cuma budaya. Kalau kebudayaan Bali ini tidak dijaga dengan baik, wilayahnya kecil, penduduknya sedikit, siapa yang akan mengurusnya ke depan?,” sambung Gubernur Bali. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya