Anies Baswedan Bicara Bonus Demografi Seperti Gibran, Apa Isinya?

Anies Baswedan
Sumber :
  • YouTube/ Masjid Kampus UGM

Jakarta, VIVA – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan turut bicara soal bonus demografi. Dia turut menjelaskan makna hingga tantangan menjadi negara yang mendapatkan bonus demografi.

MDIS Benarkan Gibran Kuliah di Singapura, Raih Gelar Sarjana Pemasaran

Hal itu diungkap Anies Baswedan melalui cuitan di akun 'X' yang dikutip pada Selasa 22 April 2025. Dia menjelaskan bahwa saat ini waktu tengah berpihak kepada Indonesia.

"Bonus demografi sering disebut sebagai pintu emas menuju Indonesia maju, tapi benarkah akan otomatis jadi berkah? Di negeri ini, waktu tampak sedang berbaik hati. Kita tengah memasuki fase langka, yaitu bonus demografi. Usia produktif sedang memuncak, menawarkan gegap gempita akan masa depan. Tapi, di balik janji statistik itu, ada tantangan besar yang kerap luput dari sorotan," ujar Anies Baswedan dalam cuitannya.

Beri Ucapan Ulang Tahun untuk Gibran Rakabuming, Raffi Ahmad: Semoga Diberi Kekuatan...

Anies Baswedan.

Photo :
  • Nara Kreatif.

Dia menegaskan bahwa cuitannya tentang bonus demografi bukan semata-mata ingin mematikan optimisme. Melainkan, cuitannya dibuat sebagai pengingat negara.

Ungkit Anies Pernah Beri Nilai 11 dari 100, Prabowo Ngaku Tak Dendam

"Utas ini bukan hendak menyiram air pada bara optimisme. Sebaliknya, ini adalah pengingat. Bahwa hanya bangsa yang menyadari ujian-ujian besarnya, yang akan mampu menata masa depannya. Janji kemerdekaan hanya bisa ditepati jika kita tahu jalan mana yang harus diluruskan," kata Anies.

Anies bertanya-tanya soal pihak yang justru menganggap bonus demografi merupakan berkah otomatis. Dia menyebut, bonus demografi merupakan dimana masyarakat banyak yang usianya masih muda namun sudah tidak produktivitas.

"Anak muda kini hidup dalam tekanan berlapis. Harus sukses cepat, menopang keluarga, mengatasi ketidakpastian kerja, dan membangun masa depan di tengah ruang hidup yang kian mahal. Mereka bukan hanya generasi yang tangguh, tapi generasi yang sibuk, dan generasi yang letih. Anak muda disebut penopang kemajuan, tapi siapa yang menopang mereka? Di balik label produktif, tumbuh fenomena senyap tekanan psikis, gangguan mental, dan rasa hampa. Dunia kerja menuntut kecepatan, tapi lupa menyediakan ruang untuk bernapas. Ini bukan bonus, tapi beban," kata Anies.

Pun, Anies bicara terkait jurang aspirasi antara yang tua dan yang muda. Pasalnya, saat ini Indonesia memiliki usia kesenjangan namun masih didominasi oleh pihak yang tua.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya